Hari itu ada rapat litbang di Buaran.
Sebelum rapat dimulai, kami berbagi cerita tentang perjalanan pagi itu.
Dari
lima orang (termasuk saya), 3 di antaranya memiliki inti cerita yang
sama karena ketiganya melalui jalur yang sama: Jalan I Gusti Ngurah Rai.
Mereka
cerita tentang metro 47 yang dibakar massa karena "penguasa jalanan"
itu menabrak pengendara motor hingga salah satunya meninggal & menyisakan serpihan2 kepala.
Mereka juga cerita massa yang marah menjadikan supir metro sebagai bulan2an
(saya sih nggak tau apa benar2 supir itu yang salah atau karena salah si pengendara motor).
Mereka bergantian bercerita dari perspektif yang berbeda.
Ada yang cerita ketika melalui jalan itu masih melihat kepulan asap dari metro yang dibakar
sampe
ada yang bilang terjebak macet keterlaluan gara2 peristiwa itu dan
akhirnya minta jemput suaminya untuk "menyelamatkannya"..
Jika 3 orang itu memiliki cerita yang sama,
Seorang yang lain, yang nama gaulnya seperti nama anggota band wali, punya cerita yang sedikit berbeda
--meski masih seputar metro.
Ekspresinya
yang runyam terdeteksi jelas saat baru tiba (kayak orang pengen bok*r
di kali tapi kalinya penuh orang yang juga bok*r gitu deh..).
Saya tanya alasannya,
dia
bilang dia bosan menunggu metro (teringat angkot 37 yang nunggunya
bikin tua) truz sekalinya naik ternyata malah kebut2an dengan metro
lain.
"mabok gw jadinya..," katanya dengan gondok.
Nah, saya mikir tentang perjalanan saya
lantas saya bilang,
"wah, lu-lu orang jadi pada punya cerita ya pagi ini..
Ada2 aja masalah di jalan..
Padahal masalah terbesar gw adalah susahnya masukin konde ke helm..
Truz sekalinya itu konde masuk helm tetep aja sebagian nyenul2 ke luar..
Yang ada ya.. Lama2 itu helm makin turun ke depan dan nutupin pandangan gw..
Nah, kalo udah gitu, gw mau liat apa coba?
Kaga punya cerita kan gw jadinya.."
satu orang terbahak dan yang lainnya megang2 sesuatu sok sibuk dan pasang ekspresi "ketawanggakyaaa"..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar