Sabtu, 21 Februari 2015

[Nanya] Nyai Ontosoroh

          Nanya deh, memang kenapa sih dengan Nyai Ontosoroh itu?
          Memangnya terlalu luar biasa ya bagi pribumi—perempuan pula—bisa berbahasa Belanda terus bersikap kebelanda-belandaan?
          Terlalu luar biasa kalau ada pribumi—perempuan pula—menjalankan perusahaan?
          Bukannya keheranan (berlebihan) itu jadinya malah meremehkan, ya? “Oh, lu ternyata bisa, ya? Hebat, ih.”
          Biasa aja keleus. Yes river semua terlalu luar biasa. Perlakukan Nyai Ontosoroh sebagai perempuan biasa. Ya, biasanya perempuan juga bisa gitu.
          Sudah ya, gitu aja. 



Selasa, 17 Februari 2015

Liana Pergi Pagi untuk Berlari

          Liana pergi pagi untuk berlari. Ia ke Senayan sejak dini hari. Di tangannya ia menggenggam hati.
          Setibanya di Senayan, Liana bertemu seorang lelaki. Kepada Si Lelaki ia berikan hati. Lelaki bingung, barangkali tak mengerti.
          “Aku jatuh cinta pagi-pagi,” ujar Liana pada Si Lelaki.
          “Ah,” sahut Si Lelaki, “terima kasih. Sayangnya, aku tidak bisa berlari dengan membawa dua hati.” Si Lelaki menunjukkan tangan kiri yang memegang sebuah hati, “Aku sudah punya ini.”
          Oh, Liana patah hati pagi-pagi.


(3 November 2013)

Kamis, 12 Februari 2015

Rindu yang Mengganggu (Lagi)

          Ini begitu membingungkan. Tidak semua rindu jatuh bersamaan.
          Kau sangat merindunya. Kau sangat ingin terus berbicara kepadanya. Mendengar suaranya alih-alih menyimak jawaban atas pertanyaan-pertanyaanmu. Kau tidak rela ia terlelap dan meninggalkan kau dengan rindu yang meraksasa. Kau merengek-rengek; memintanya untuk tidak jatuh ke pelukan mimpi dulu.
          Karena terus-menerus begitu, ia marah. Ia menutup teleponnya dan tinggallah kau terisak—bersama rindu yang terus mendesak.

(15 Oktober 2014)


Selasa, 10 Februari 2015

Bilamana Surat itu Datang?

Sayang,
Bilamana surat itu datang?

          Suatu siang di ladang pikiran. Benakku melayang. Ia asyik membayangkan sepotong surat terbang menuju aku seorang. Kureka-reka isi di dalam. Barangkali rindu atau sekadar cerita perjalanan. Apa saja. Lalu sebuah binar terbit di mata. Aku meloncat-loncat suka cita. Tak mau kubagi dengan siapa-siapa, bahkan dengan aku dalam kaca.

Sayang,
Bilamana surat itu datang?
         
          Ini siang di ladang pikiran. Aku malah terbang.


Sabtu, 07 Februari 2015

Nyala Mentari

          Nyala Mentari anak yang hidup dari pelukan. Bekerja, berjalan, berlari, ia gunakan energi pelukan: pelukan orang terkasihnya. Pelukan yang ia simpan rekam dalam ingatan.
          Nyala Mentari beberapa hari ini kehilangan nyala. Anak perempuan itu lama tak mendapat pelukan dari orang yang dikasihinya. Ia murung mendung. Mukanya abu-abu.
          Nyala Mentari bingung sendiri. Ia biasa bertenaga dengan tenaga pelukan. Ia mencari-cari orang terkasihnya. Oh, ke sana kemari tak kunjung ia temukan! Ke mana gerangan?
          Nyala Mentari berdiang di perapian. Ia pikir ia akan nyala bila dekat dengan api. Sayangnya, tidak. Nyala Mentari jempalitan. Ia memerlukan pelukan! Bisa kau berikan?


(6 Februari 2015)

Kamis, 05 Februari 2015

Kiri

Dear tukang tol,
          Tolonglah, Pak. Kami kok disuruh di lajur kiri terus? Memangnya kami ini pemberontak?


Salam,


truk

Rabu, 04 Februari 2015

Jilbab Baru Pemberian Ibu

Ibu yang baik,
          Terima kasih sudah membukakan pintu untuk saya. Pula laksa terima kasih untuk jilbab yang kini menyelubungi kepala saya. Saya bahagia sekali!

Ibu yang baik,
          Semoga ada pintu untuk saya besok hingga kapan pun saya mau mendatangimu. Izinkan saya menjaga jilbab pemberianmu—dan menjaga anak lelakimu yang satu itu. Seumur hidup.





Salam takzim,


Ika Fitriana


p.s.: saya sudah sehat, Bu. Akan selalu sehat. Saya harap saya memiliki nomor ponselmu agar saya bisa memberi tahu langsung betapa sehatnya saya.



Selasa, 03 Februari 2015

Gerbong Kereta

Dear gerbong kereta,
          Kenapa sih kamu ngikutin lokomotif melulu? Mandiri dong, ih. Kayak nggak punya hidup sendiri aja. Emangnya harus ya, pamer ke semua orang kalian gandengan melulu? Iyuh.


Salam


Senin, 02 Februari 2015

Binbin Ubin

Hai Binbin Ubin,
          Aku senang kita sekarang baik-baik saja. Kamu ingat keadaaanmu tahun lalu? Nih, nih, baca ulang di sini, nih! Hahaha.

Binbin Ubin,
          Selamat berbahahahagia, ya! Jaga dirimu baik-baik, jangan retak lagi. Bhay!


Minggu, 01 Februari 2015

Momo Si Komo Hei Mau ke Mana

Dear Momo Si Komo Hei Mau Ke Mana,
          Tabahkan dirimu ya karena sering dijadikan kambing hitam oleh manusia tiap kali macet. Mereka emang gitu, Mom, nggak tahu kalau kamu itu bukan kambing. Kamu dinosaurus kan ya?