Sabtu, 25 Februari 2012

Pertemuan kita: gejala semiotis


Saya percaya,
Segala sesuatunya merupakan tanda.
Kita sendiri adalah tanda.
Karena manusia merupakan homo semioticus—menurut Aart Van Zoest,
ia akan selalu mencari makna atas tanda-tanda yang ditemuinya.

Begitu juga saya.
Pertemuan saya dengan Anda,
Itu pun gejala semiotis.
Tidak mungkin tidak ada maksud
Dari pertemuan itu.

Apa maksudnya saya dipertemukan dengan Anda?
Apa yang bisa saya pelajari dari Anda?

Segala yang berpusar dalam saya adalah tanda.
Mengapa saya terlahir dari perempuan yang saya panggil “mama”?
Mengapa harus dia yang terpilih melahirkan saya?
Atau, sebaliknya:
Mengapa saya yang terpilih dilahirkan olehnya?

Oh, iya, kembali kepada kita.

Saya tahu,
Alam berkonspirasi mempertemukan kita.
Tapi untuk apa?
Apakah untuk membagi cinta
Atau hanya sekadar … .
--ah, saya tidak percaya dengan kata “sekadar”.

Dan di sinilah saya sekarang.
Di depan Anda.
Memandang wajah kosong tanda tanya.

(1 Oktober 2011)

Selasa, 21 Februari 2012

ini tentang pengabadian kenangan

hehehe..
nerusin kesukaan ngedit-ngedit, sekarang gw lagi demen ngedit foto2..
ini dia..
tadaaaaa...

suka banget ngayun kaki.. hehe..


bareng ibu negara.. ^^


di Taman Matahari bareng mb Itaw dan mb Weye..


kacamata punya ms hendri.. asik daaah..


pengen ke kota tua lagiii..


orang-orang keren. hahaha..


sebenernya ide awalnya pengen mengkritik pembenci polusi yang make alat yang menghasilkan polusi
tapi malah kayak teroris apa gitu..


ekspresiiiiiii..


bersama orang-orang paling berharga di momen paling berharga..


warna-warni..


saya suka jeprat-jepret..


hahaha.. gw akan selalu merindukan ini..


bareng-bareng di bebek kaleyo Rawamangun..


so yellow!


suka banget topinyaaa..


masih bernuansa retro.
I like it!

untuk selanjutnya,
pengen belajar jepret yang keren..


Jumat, 17 Februari 2012

Mekkah, Leiden, Bremen

Tiga tempat yang paling pengen saya datengin adalah Mekkah, Leiden, dan Bremen--ini di luar kota-kota di Indonesia, lho, yaa..

Kenapa Mekkah?

Hem, retoris. Saya pikir udah jelas banget. Pergi haji. Yap, saya pengen pergi haji ke Mekkah. Ini kota wajib yang akan saya datangi. Insya Allah!

Lalu, Leiden?

Leiden adalah sebuah kota di Belanda sana. Ya, saya tahu Belanda itu penjajah kita, tapi tetep aja pengen ke sana. Awalnya, sih, gara-gara ada salah satu dosen yang bilang banyak naskah-naskah kuno Indonesia disimpen di sana. Gemes, dong, ya, karya-karya kita kok bukan milik kita. Jadi, saya pengen tahu juga tentang naskah-naskah itu.
Em, tapi, sih sekarang saya tidak seidealis itu lagi. Tapi tidak mengurangi keinginan untuk ke Leiden. Pengennya satu saat nanti belajar di University of Leiden. Kalo nggak bisa kuliah full yaa kuliah musim panasnyalaaahh.. Semoga Allah mengizinkan!

Terakhir, Bremen?

Emmmmmm...
Saya pengen banget ke Bremen karenaaa..
hahahahaha..
Ya, karena saya kepengen.
Insya Allah! ^^



ISINYA CUMA GAMBAR..

sekarang saya bagi beberapa hasil editan--em, cuma nambahin kata-kata di gambar2 bagus, sih..
ini dia.. tadaaa..
hihihi.. banyak banget..
























Selasa, 14 Februari 2012

ngedit, yuk..

belakangan saya lagi suka banget nyari gambar2 lucu dari internet terus diedit tambahin tulisan-tulisan saya.
ini seru, darla..
ini di antaranya:
ini editan pertama. sengaja tulisan situs asal gambar nggak diapus biar menambah rasa. hehe..
oia, ini bikinnya di publisher truz disimpan sebagai JPEG


kebahagiaan adalah pencapaian tertinggi, kawand! ^^


naah, kalo yang ini coba-coba pake photoshop .. 
menurut saya, photoshop itu manual banget. ribet. jadi, yaa.. ini aja udah keren banget buat saya. hehe..

ini mimpi saya. yeayy!


kacamata + gitar = perfecto!
ini keren, kawan!


Segitu aja dulu, yaa..
Tar yang lainnya menyusul..
padahal pengen masukin semua, tapi sekaligus pengen dibahas satu-satu..
hehehehe..




Rabu, 08 Februari 2012

Geliat sepatu


Sepatu tak habis pikir.
Mengapa, mengapa, mengapa.
Mengapa aku dicipta?
Mengapa aku ada?
Mengapa ada juga yang sepertiku?
Mengapa ada juga yang berbeda denganku?
Mengapa aku melindungi kaki mereka?
Mengapa harus aku?

Apa, apa, apa.
Apa sebenarnya aku ini?
Apa yang bisa kulakukan?
Apa yang harus kulakukan?
Apa yang tidak bisa kulakukan?
Apa yang tidak harus kulakukan?
Apa fungsiku?
Apa tugasku?
Apa aku?

Siapa, siapa, siapa.
Siapa pembuatku?
Siapa aku?
Siapa kamu?
Siapa mereka?
Siapa majikanku?

Di mana, ke mana, dari mana.
Di mana pembuatku?
Ke mana aku menuju?
Dari mana asalku?
Di mana aku?

Kapan, kapan, kapan.
Kapan aku bertemu pembuatku?
Kapan aku dibuat?
Kapan aku berakhir?
Kapan aku dipikirkan untuk dibuat?

Bagaimana, bagaimana, bagaimana.
Bagaimana aku berawal?
Bagaimana aku berakhir?
Bagaimana jika aku tak mau menjadi alas kaki?
Bagaimana jika aku tak mau menjadi alas kaki majikanku?
Bagaimana besokku?

Lantas terpampang jelas dalam nalarku
Kata-kata Jalaluddin Rumi:
“Apa arti sebuah gelas
Untuk menampung samudera”.
Maka aku kembali tercenung.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsFkYDMiSvCngB7H9rmHiz1CByt4i0XK4oeO1SbRqapGIdqRsC4Jvil53vrlrwSpmEsVxMlUVCDz9KCJALV1_vxKMbmsmf6L0KOFYyRoExN6VsqZxPXvK1eG94U2Ga9bDjv6cGJ2TMOD0/s1600/shoe-inks.jpg


Komitmen


Kalau bukan kata-kata,
lalu apa yang bisa dipegang dari seseorang?

Komitmen.

Nggak kenal laki-laki atau perempuan,
harusnya komit dengan apa yang telah disepakati sebelumnya.
Kalau nggak berani komit
ya jangan bilang apa-apa
apalagi membuat kesepakatan.
Logikanya kan gitu..

Nah,
kalau sudah membuat kesepakatan,
atau dalam proses pembuatan kesepakatan,
harusnya komit untuk menjalankan kesepakatan itu, dong..
Kalau dirasa nggak sanggup,
atau belum siap,
ya bilang saja
dan jangan buat kesepakatan dulu
apalagi sebagai pihak yang mengajak.

Siapin diri dulu sebelum komitmen.

Komitmen di sini nggak melulu tentang hal-hal besar
Seperti pernikahan..
Tapi dari hal-hal kecil.

Ketika sudah bilang iya
untuk jemput adek misalnya
ya harus komit.
Jemput adek.

Ketika setuju untuk membeli mie di warung
ya harus komit.
Beli mie di warung.

Nah, kalau udah setuju untuk ketemu,
ya harus komit.
Ketemu.
Bukan malah membatalkan karena ada komitmen lain yang dibuat belakangan.
Harusnya kan pake urutan:
Komitmen mana dulu yang dibuat ya itu yang dijalani.
Gitu, kan?



Hujan bunga-bunga


Hujan bunga-bunga
dari istana selapis di bawah langit
dan pangeran turun dari singgasana
hampiri laut mahaluasnya
menyelam menemukan mendapatkan
perempuan nestapa
yang tak terlihat mata manusia.



(6 Januari 2012)