Bekasi, 12 Januari 2014
Untuk Aprie Janti
Aprie,
Aku
oversensitif malam ini. Barangkali.
Aku
merasa sedih, sedih sekali.
Mengapa
ada kesedihan yang tak bisa dipahami?
Begini.
Aku
suka bercanda. Suka sekali.
Pun
sebaliknya.
Aku
suka bersedih. Suka sekali.
Malam
ini karena mendengar banjir. Orang bisa bilang “wes biyasa” atau semacamnya,
tapi itu tak bikin sedihku berkurang.
Aku
lalu mengutarakan beberapa harapan seperti berharap tiap orang bisa mendapatkan
sweater hangat dan tidak kedinginan
di malam banjir. Selain itu, aku juga berharap tiap orang bisa tidur tenang
tanpa perlu pikiran sesak tentang banjir yang tiba-tiba datang lalu menduduki
rumah. Berikutnya, aku pun berharap tiap orang tidur dalam keadaan kenyang.
Prie,
Aku
tidur dengan sweater hangat, pikiran
tenang, dan perut kenyang. Di luar sana, Prie, aku ingin orang di luar sana
juga sebahagia aku (bahkan lebih).
Sayangnya,
Tidak
semua paham dengan kesedihan dan harapan yang kulontarkan, Prie. Apa
harapan-harapanku begitu lucu, Prie?
Prie,
Aku
merasa sedih ketika kesedihanku tak bisa dipahami. Pun sebaliknya. Aku selalu
merasa sedih kala aku tidak bisa memahami kesedihan orang lain. Aku lantas
bertanya-tanya sendiri, “Mengapa aku tak mengerti? Apa kulitku terlalu tebal
hingga tidak peka?”
Prie,
Mungkin
ini karena aku masuk masa premenstrual
syndrome
atau
mungkin
tidak.
Hmmppp, bisa jadi sik. Tapi berasa tak berguna yah ketika tak punya kemampuan untuk sekedar meringkan beban seseorang. Gitu, Prie.
BalasHapusHe-em. Gitu, Prie.
Hapussetidaknya kamu menuangkannya pada tulisan ini, barangkali lain waktu kamu malah bisa ikut membantu mereka yang sedang tak bahagia?
BalasHapussemangat selalu ya :'D
-ika, tukangpos
iyaaaa.. :'D
Hapustuh, ka. dengerin si eva sama kak ika tukangpos!
BalasHapusiyaaaa..
Hapus