Kepada Vanda Kemala
Hai, Onty!
Aku mau cerita!
Tempo
hari aku dikejutkan dengan pernyataan siswaku yang kelas 6 SD. Apa itu?
Dia
bilang dia mau kuliah di jurusan bahasa dan sastra!
Waw banget, menurutku.
Teman-temannya
yang lain keinginannya jadi arsitek, dokter, pemain bola, atau duta besar. Yang
mau jadi duta besar itu alasannya biar dia bisa menikah dengan bule! Nggak ngerti
deh, dengan anak zaman sekarang.
Ah,
balik ke siswa yang ingin kuliah di jurusan bahasa dan sastra. Kita sebut saja
Mawar. Waktu itu kami tidak sedang membahas cita-cita. Ia tiba-tiba saja bilang
mau kuliah di jurusan bahasa dan sastra.
Mendengar
Mawar bilang mau kuliah di jurusan bahasa dan sastra, teman sebelahnya tanya,
“Ah? Emang nanti kalau kuliah di jurusan bahasa dan sastra jadinya kayak apa?”
Temannya
yang lain menyahut, “Penerjemah, ya?”
Yang
lainnnya lagi menjawab, “Hah? Bukannya jadi yang ngomong-ngomong di film kartun
bisa juga?”
“Dubber? Ya, ya… bisa jadi,” jawabku
setengah geli. Habisnya, keinginannya itu tidak biasa. Terus, lihat respon
teman-temannya? Mereka lalu membahas akan jadi apa setelah kuliah jurusan
bahasa dan sastra. Nggak sampai di logika mereka “kuliah di jurusan bahasa dan
sastra”. Itu asing.
Aku
bertanya kepada Mawar, “Memang kamu mau kuliah di jurusan bahasa dan sastra
apa?”
“Lah,
memang ada banyak, Kak?” temannya yang menyahut.
“Iya,”
jawab Mawar. Dia lalu beralih kepadaku dan berkata dengan mantap, “Jurusan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Kak.”
“Loh,
kayak Kak Ikaf, dong?” respon temannya. Dia lantas bertanya kepadaku, “Kakak
kuliah bahasa dan sastra Indonesia, kan?”
Aku
mengangguk sambil senyum-senyum.
Teman
Mawar itu langsung berkata kepada Mawar, “Eh, ntar kamu jadi kayak Kak Ikaf,
lhooo~” (Kalimat terakhir ini diucapkan dengan irama nakut-nakutin).
“EMANG
KENAPA KALAU JADI KAYAK SAYA, HA?”
“Iya.
Aku mau kayak Kak Ikaf!” seru Mawar.
Woh.
Mataku membesar. Aku terharu banget, Onty,
ada siswaku yang bilang gitu. Aku senyum-senyum GR. Senyum GR-ku pudar
mendengar alasannya. Apa dia bilang?
“Aku
mau kayak Kak Ikaf. Bisa marah-marahin orang!”
DUAR!
KENAPA-MAU-JADI-KAYAK-AKU-BIAR-BISA-MARAH-MARAHIN-ORAAAANG?
Terus,
untuk marah-marahin orang kuliah di jurusan bahasa dan sastra dulu gituu?
Duuuuuhhh…
.
Em,
konon katanya aku memang galak, Onty. Sempet punya rencana bikin perkumpulan
orang-orang galak dan judes seluruh Indonesia juga sik. Eh?
Mendengar
Mawar bilang begitu, kelas mendadak riuh. Mereka kemudian mengobrol
berdua-bertiga dengan teman sebelahnya. Ada yang masih asyik dengan seputar
pekerjaan yang cocok untuk lulusan bahasa dan sastra (“Penerjemah, kan?” tanya
yang satu; “Masak penerjemah doang?” sahut yang lain). Si Mawar dan teman
sebelahnya masih ngomongin aku. Mereka ngobrol dengan suara yang tidak pelan,
tapi seolah merasa aku tidak mendengar atau tidak ada di situ.
Mawar
bilang, “Iya tauk, aku suka suaranya Kak Ikaf.”
“HEH,
SUKA SUARA SAYA GIMANAAAA?”
“Nah,
tuh. Kayak gitu, Kak,” jawabnya kalem.
Grrrrr…
.
MWAHAHA, dikerjain anak-anak,
BalasHapussemangat bu guluuu
- ika, tukangpos
iyaaaaaa...
Hapussemangaaaaaattt...
(9 ',')9
kenapa selalu "mawar"? bukan melati, anggrek, kenanga, atau yang lainnya? #Persoalan
BalasHapusTERIMA KASIH!!!! *KETJUPIN IKAF*
kenapa mawar?
Hapuskarena aku sayang dia.
*cups*
Aku jadi wakil ketua deh kalo kamu mau bikin perkumpulan orang-orang galak-judes-jutek-nakutin-negis-menyeramkan. Hemmmm.
BalasHapusSalam buat mawar!
Durinya ngga cukup tajam bikin Ikaafff (jadi) baik hati dan (ngga) galak
okeh. nanti kususun dulu berkas-berkasnya.
Hapuskita nanti tentukan pengurus harian dan kepala diklatnya.
jadi orang galak judes nakutin menyeramkan itu perlu dilatih agar sesuai kaidah.
nggak asal galak dan judes tanpa arah.
(',')9
kalo "perkumpulan orang-orang galak dan judes seluruh Indonesia" udah jadi, aku daftar, ya? ;;)
BalasHapusbwoleeeeh.. *catat*
Hapus