Bekasi, 14 Januari 2014
Teruntuk Barikatul Hikmah
Barika,
Aku
punya cerita. Ini kisah tentang seorang gadis yang menangis dalam tidurnya dan
ia terbangun masih dengan mata menjelma telaga. Sini kuceritakan
mimpinya—penyebab ia begitu.
Ia
berada di tengah teman-temannya, Barika. Entah mereka sedang melakukan apa,
yang jelas bersama-sama. Hanya si Gadis yang lesu.
Seorang
temannya bilang, “Ah, aku punya kabar!”
Teman-teman
yang lain tertarik, “Apa? Apa?”
“Kamu
juga dengar!” kata si Teman kepada si Gadis. Si Gadis hanya melihat sekilas
saja lalu asyik bengong kembali. Temannya cukup tahu kalau si Gadis akan
mendengarkan jadi dia melanjutkan bicaranya, “Kekasihmu itu katanya akan
membuatkan sop kambing!”
Mata
si Gadis seketika membesar mendengar kata “kekasih”. Ia menoleh kepada si
Teman. Meminta konfirmasi.
“Iya.
dia bilang sendiri kepadaku!” si Teman begitu meyakinkan. Lanjutnya, “Dan,
kautahu, ia akan mengantarkan sendiri kepadamu! Em, tadinya aku menawarkan
untuk dititipkan kepadaku, tetapi ia menjawab ‘tidak’ dan lebih memilih datang
menemuimu dengan mengendarai motor.”
Si
Gadis bingung. Dia, si Kekasih, bisa memasak? Pun bisa mengendarai motor? Sejak
kapan? Meski agak meragu, perlahan-lahan ia mulai merasa bahagia: kekasihnya
akan datang mengendarai motor dan membawakannya sop kambing. Ia mulai menanti.
Beberapa
lama kemudian, terdengar suara motor diparkir di pelataran. Si Gadis dan
teman-temannya keluar. Mereka pikir yang datang adalah si Kekasih.
Sayangnya,
bukan.
Yang
datang adalah seorang perempuan. Mereka tak kenal dengan perempuan ini. Mereka
mulai bertanya ia siapa, tetapi si Perempuan Asing tidak menjawab pertanyaan itu. Ia
hanya bilang, “Dia tidak datang. Ini titipan sop kambingnya untukmu.”
Sebuah
bungkusan berpindah tangan dari si Perempuan Asing ke si Gadis. Si Gadis tentu saja
sedih karena ia yang dinanti tak jadi datang. Ah, ya, barangkali kecewa.
“Ke
mana dia?” tanya si Teman. Lagi-lagi si Perempuan Asing tak menjawab. Ia cenderung
mengabaikan si Teman. Si Teman melanjutkan lagi, “Gadis ini kan kekasihnya. Masak ia tak jadi datang
menemuinya?”
Si
Perempuan Asing tertawa mengejek. “Kekasih bagaimana? Si Lelaki itu sudah punya
kekasih di Ambon. Sudah delapan tahun mereka menjalin cinta.”
Ah,
air mata lalu meluncur turun dari mata si Gadis. Tahulah kita penyebab matanya
menelaga hingga ia terbangun dari tidurnya.
Barika,
Kalau
kau berpikir Gadis dalam kisah ini adalah aku, kamu benar. Aku terbangun pagi
ini dengan air mata masih mengalir gara-gara mimpi begitu. Ahahaha… . Mimpi
yang absurd. Selamat pagi!
banguunn banguuun, jangan biarkan mimpi menguasai kenyataan hingga tak terkendali \(´▽`)/
BalasHapus- ika, tukangpos
iyaaaa.. \(´▽`)/
HapusBANGUN!!!!! *mimpi yang absurd yah? iya.
BalasHapusiyah.
BalasHapus