Minggu, 08 September 2013

Anak yang Menangis dalam Pelukan

Teruntuk anak yang menangis di pelukan

          Hai, kamu.
          Siapa pun kamu.
          Ketika sudah besar kau perlu ingat hari ini. Sebuah cerita tentang kamu dan ibumu. Begini.
          Satu malam ketika aku dalam perjalanan pulang kerja, aku melihatmu dalam pelukan ibumu. Kala itu macet.  Kamu menangis sejadi-jadinya. Kamu di pelukan ibumu yang membonceng motor. Ayahmu fokus ke depan.     
          Apa yang membuatku tertarik kepadamu?
          Ibumu, tentu.
          Aku tertarik dengan ibumu.
          Demi meredakan tangismu, tanpa pikir panjang ibumu menyingkap bajunya yang berbahan kaus tanpa kancing dan langsung menyusuimu. Kala itu macet! Kala itu di motor!
          Bila kautahu konsep malu, kau tentu paham malu telah porak-poranda.
          Bila kautahu konsep aurat, kau tentu paham aurat telah bubar jalan.
         
          Lantas, apa yang kaubuat sekarang?
          Semoga kau ingat cerita ini saat membuatnya menangis.


(1 September 2013)

8 komentar:

  1. aaaaaarrrrr.... ada 3 topik tulisan yang membuat saya menangis; Tuhan, waktu, dan ibu. Dan ketiga topik itu paling banyak saya tulis di blog. Thank you bu guru, ini sangat mencerahkan

    BalasHapus
    Balasan
    1. ah, ibu memang salah satu topik yang sensitif. bagiku pun. aku sangat berharap bisa melakukan hal baik untuk ibuku..
      aku yakin kau juga. *ngajak temen*

      terima kasih kunjungannya, Fadli.. :)

      Hapus
  2. terharuuu...

    "Demi meredakan tangismu, tanpa pikir panjang ibumu menyingkap bajunya yang berbahan kaus tanpa kancing dan langsung menyusuimu. Kala itu macet! Kala itu di motor!"

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, Mb..
      aku jugaaa..
      sedih, lho, lihatnya.. :(

      Hapus
  3. Topik yang diangkat menarik, menarik sekali dengan penggambaran cerita yang sederhana. Aku suka banget Ika :)

    Dan (menurut aku) tanpa prolog cerita ini jadi lebih greget. ^^v

    BalasHapus
  4. aku jadi mau kasih empeng ke anaknya :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. semuanya aja kau kasih empeng, Prie..
      tapi itu ide yang bagus, sih, emang..
      aku waktu itu nggak kepikiran, ya..

      Hapus