Teruntuk anak yang menangis di pelukan
Hai,
kamu.
Siapa
pun kamu.
Ketika
sudah besar kau perlu ingat hari ini. Sebuah cerita tentang kamu dan ibumu. Begini.
Satu
malam ketika aku dalam perjalanan pulang kerja, aku melihatmu dalam pelukan
ibumu. Kala itu macet. Kamu menangis sejadi-jadinya.
Kamu di pelukan ibumu yang membonceng motor. Ayahmu fokus ke depan.
Apa
yang membuatku tertarik kepadamu?
Ibumu,
tentu.
Aku
tertarik dengan ibumu.
Demi
meredakan tangismu, tanpa pikir panjang ibumu menyingkap bajunya yang berbahan
kaus tanpa kancing dan langsung menyusuimu. Kala itu macet! Kala itu di motor!
Bila
kautahu konsep malu, kau tentu paham malu telah porak-poranda.
Bila
kautahu konsep aurat, kau tentu paham aurat telah bubar jalan.
Lantas,
apa yang kaubuat sekarang?
Semoga
kau ingat cerita ini saat membuatnya menangis.
(1 September 2013)
aaaaaarrrrr.... ada 3 topik tulisan yang membuat saya menangis; Tuhan, waktu, dan ibu. Dan ketiga topik itu paling banyak saya tulis di blog. Thank you bu guru, ini sangat mencerahkan
BalasHapusah, ibu memang salah satu topik yang sensitif. bagiku pun. aku sangat berharap bisa melakukan hal baik untuk ibuku..
Hapusaku yakin kau juga. *ngajak temen*
terima kasih kunjungannya, Fadli.. :)
terharuuu...
BalasHapus"Demi meredakan tangismu, tanpa pikir panjang ibumu menyingkap bajunya yang berbahan kaus tanpa kancing dan langsung menyusuimu. Kala itu macet! Kala itu di motor!"
iya, Mb..
Hapusaku jugaaa..
sedih, lho, lihatnya.. :(
Topik yang diangkat menarik, menarik sekali dengan penggambaran cerita yang sederhana. Aku suka banget Ika :)
BalasHapusDan (menurut aku) tanpa prolog cerita ini jadi lebih greget. ^^v
aw, makasih, evaaaahhh.. *ketjup-ketjup*
Hapusaku jadi mau kasih empeng ke anaknya :(
BalasHapussemuanya aja kau kasih empeng, Prie..
Hapustapi itu ide yang bagus, sih, emang..
aku waktu itu nggak kepikiran, ya..