Kayaknya
kita perlu kaji ulang hubungan bilateral kita, deh! Barangkali bisa dengan
teori psiko dan pisau bedahnya semiotik. Simbiosis yang kita jalin jangan
sampai parasitisme. Perlu solusi agar mutualisme. Bisa?
Kembali
ke bilateral kita, mari kita bahas masalah sosial hingga pertahanan keamanan.
Oh, ya, perbaiki kerja sama domestik. Kita tahu kita bisa.
Baik,
baiklah. Ekonomi pun krusial untuk dibicarakan. Aku berusaha logis, kau
(semoga) berusaha fungsikan rasamu.
Dari
kajian bilateral ini, diharap tidak berakhir dengan fraktura hepatica. Perlu plester luar biasa itu.
Secara
hukum, tubuhmu memang memiliki otoritas sendiri, tetapi bukankah ada yang
disebut hablum minannaas?
Pasal
1: “aku selalu benar”;
Pasal
2: “jika aku salah, kembali ke pasal 1.”
Secara
matematis, aku + kamu = kita. Kecepatan menjadi “kita” berbanding lurus dengan
jarak dan berbanding terbalik dengan waktu.
Kamu
adalah hutan. Aku rasamala dalammu.
Ini
kuberikan peta. Kamu tahu tempatku berada.
(tulisan
ini merupakan kumpulan twit yang berlandaskan iseng dan sotoy mencampuradukkan ilmu
kawan-kawan yang muncul di linimasa. Bila ada kesamaan dan ketepatan keilmuan,
berarti baguslah. Aku nggak ngaco amat gitu.. hehehe)
-6 September 2013-
Jelimet amat yah sampai nyasar nih memaknai tulisan ini? *GPS mana GPS*
BalasHapusehehehehe.. (--,)>
HapusWidih, bahasanya lengkap ya :D
BalasHapushahaha.. lengkap ngaconya.. :D
Hapuspajak mana pajak?
BalasHapusBaiklah, aku mungkin tak bernilai bagimu. Tapi, aku bisa mengubah status PTKP-mu dari TK/0 menjadi K/0.
oke. ada tambahan dari pajak.
Hapusmakasih, Arfin (ndak ngerti sih uwopo artine.. hahaha)..
ada lagi yang mau nambahin?