Emmm.. ini sudah berapa tahun, ya, sejak pertemuan para
nyonyah di Warung pasta Rawamangun tanggal 21 September 2013?
Duh,
lama betul!
Ketika
menulis ini, kami sedang beristirahat di tempat peristirahatan tol palikanci. Bukan,
bukan, kami bukan naik mobil. Syukurlah kami cukup dana untuk menyewa helitaksi
(taksi helikopter itu, lho! Dulu populer di Brazil karena di sana macetnya
ampun-ampunan). Kami dari Leiden, jemput Filo dari kuliah musim panasnya di
sana.
Tahu
kami akan ke mana?
Menuju
Kudus!
Bisa
kautebak untuk apa?
Bikin
menara tandingan?
Oh,
bukan.
Bikin
pabrik rokok tandingan?
Bukan
jugaaa… .
Aku
dalam perjalanan melamar Rava!
Baik,
baik, aku jelaskan.
Rava
seorang gadis hitam manis rendah hati yang memiliki nama lengkap Rava Renaka.
Awalnya, namanya merupakan guyonan ayahnya
belaka. Ia memelesetkan ra pareng nakal (Jawa:
tidak boleh nakal). Iseng memang ayahnya. Ibunya tak kalah nyentrik. Ia menamai
anak lelakinya Dikti, lengkapnya Diktionari. Mentang-mentang pengajar bahasa
Inggris gitu? :D
Semula
aku tak menyangka Kukuh (Kukuh Priyambodo), anak ketigaku, berhasil merebut
hati putri si Nyonya Toa Konde Gelinding Wahyu Nur Indah Kurniasari dan Jemy
Panopo. Entah apa yang diperbuatnya! Yang jelas, sih, aku senang karena ini
artinya tanpa perjodohan pun anakku dan anak si Nyonyah jatuh cinta! Haha… .
Tahun
2013 aku memang sering berkelakar akan menjodohkan anak-anakku dengan anak
karibku. Tahukah kau, hal itu terjadi sekarang?
Anak
pertama dan keduaku kembar: Ala (Niala Mentari) dan Ata (Niata Bumi). Seperti
yang sudah kurencanakan, keduanya berjodoh dengan anak kerabatku. Malah Ata
dengan kreatif sudah berpacaran dengan Al (Afkari Syakha Al Labiby), anak
bundbund—sebutanku untuk Mb Firda—sebelum dijodohkan! Bagus, Nak! Hahaha… .
Sekarang mereka sudah menikah, alhamdulillah.
Sementara
itu, Ala (Niala Mentari) terpikat hingga akhirnya menikah dengan Lazuardi Syaki
Ahmad, adik dari Anindya Haura Syaki Ahmad. Ya, anak kedua mb Itaw—panggilan
untuk Mb Wati Yunita. Huaaaah… kau tak
tahu betapa gembiranya aku!
Sekarang?
Sekarang
aku sedang dalam perjalanan menuju rumah Mb Weye untuk mengantarkan Kukuh
mempersunting Rava!
Sebentar,
Langit mendekat.
…
.
Oke,
lanjut.
Langit
(Langit Tegar Cakrawala) tadi menyorongkan telepon, “Ma, Ande Epi.” Aku sudah
mengerti. Itu telepon dari Uni Epi. Hahaha… kamu bisa nebak, ya?
Iya.
Langit jatuh cinta dengan Etra (Elektra Antartika), putri Uni Epi. Jika mereka
jadi, aku cukup ke Karawang saja, tidak perlu ke Pariaman sana. Untunglah. Aku
tidak membayangkan jika Langit jatuh cinta dengan Moni (Monilia Sitophila),
putri Mb Sari. Kalau dengan Moni, aku harus bersiap ke Kalimantan!
Filo
(Filosofia Semiotika Semesta), yang kami jemput dari kuliah musim panas di
Leiden merupakan anakku nomor lima. Ia sedang didekati dua orang (setahuku): Fahri,
anak Mb Indah, dan Bintang, anak Mb Endah. Nggak tahu, deh, nanti bakal jadi dengan siapa. Em, tapi kupikir
sebenarnya Fahri ketuaan untuk Filo.
Eh, tapi nggak apa-apa juga kali, ya, prianya lebih dewasa kayak Al (anaknya Mb
Firda).
Yang
memusingkan, anak bungsuku, Awan. Lengkapnya Awan Senjahari. Awan ini anak yang
tidak kami rencanakan. Maksudnya, aku dan suamiku merencanakan kami memiliki
lima anak. Allah percaya sekali kepada kami hingga Awan didatangkan kepada
keluarga kami.
Jika
Langit sering bolak-balik ke Rumah Tahfidz Mb Estri di Karawang (semoga ini
bukan modus dia mampir ke rumah Uni Epi), Awan lebih suka nge-blog. Awan memang
unik. Ia memanggilku suka-suka, tergantung lagi dekat atau jatuh cinta dengan
siapa. Dia pernah menyebutku ibu, bunda, mama, sampai umi. Entah, ya, kalau dia
jatuh cinta dengan anak yang memanggil ibunya “simbok”. Hadeuuuh… .
Tentang
Awan, bukan ia tak memiliki kepribadian karena panggilannya berubah-ubah,
menurutku, melainkan ya.. memang kepribadiannya begitu. Hahaha… tauk, deh, dia
mirip aku atau ayahnya.
Oh,
ya, kau tahu siapa yang dimodusin Awan di blognya?
Cucunya
Pak Anto!
:O
(Palikanci, 2044)
bersama Mb Weye |
bersama Mb Weye, Mb Itaw, bundbund, dan Mb Arma |
ketika memberikan kado pernikahan untuk nyonyah. foto ini diambil candid, tetapi semua pandangan bisa fokus semua! :D |
aku suka ekspresi mereka! |
Kalau kita bisa memperpanjang usia
jodoh, mengapa harus diakhiri?
Selalu ada cara agar jodoh tak
berakhir lekas-lekas.
Ah, belum-belum, aku sudah
merindukan kalian, para besankuuu..
Uwuwuwuwuw.. ~~~ (/’3’)/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar