Rabu, 25 September 2013

Pertemuan Para Njonjah

          Emmm..  ini sudah berapa tahun, ya, sejak pertemuan para nyonyah di Warung pasta Rawamangun tanggal 21 September 2013?
          Duh, lama betul!
          Ketika menulis ini, kami sedang beristirahat di tempat peristirahatan tol palikanci. Bukan, bukan, kami bukan naik mobil. Syukurlah kami cukup dana untuk menyewa helitaksi (taksi helikopter itu, lho! Dulu populer di Brazil karena di sana macetnya ampun-ampunan). Kami dari Leiden, jemput Filo dari kuliah musim panasnya di sana.
          Tahu kami akan ke mana?
          Menuju Kudus!
          Bisa kautebak untuk apa?
          Bikin menara tandingan?
          Oh, bukan.
          Bikin pabrik rokok tandingan?
          Bukan jugaaa… .
          Aku dalam perjalanan melamar Rava!
          Baik, baik, aku jelaskan.
          Rava seorang gadis hitam manis rendah hati yang memiliki nama lengkap Rava Renaka. Awalnya, namanya merupakan guyonan ayahnya belaka. Ia memelesetkan ra pareng nakal (Jawa: tidak boleh nakal). Iseng memang ayahnya. Ibunya tak kalah nyentrik. Ia menamai anak lelakinya Dikti, lengkapnya Diktionari. Mentang-mentang pengajar bahasa Inggris gitu? :D
          Semula aku tak menyangka Kukuh (Kukuh Priyambodo), anak ketigaku, berhasil merebut hati putri si Nyonya Toa Konde Gelinding Wahyu Nur Indah Kurniasari dan Jemy Panopo. Entah apa yang diperbuatnya! Yang jelas, sih, aku senang karena ini artinya tanpa perjodohan pun anakku dan anak si Nyonyah jatuh cinta! Haha… .
          Tahun 2013 aku memang sering berkelakar akan menjodohkan anak-anakku dengan anak karibku. Tahukah kau, hal itu terjadi sekarang?
          Anak pertama dan keduaku kembar: Ala (Niala Mentari) dan Ata (Niata Bumi). Seperti yang sudah kurencanakan, keduanya berjodoh dengan anak kerabatku. Malah Ata dengan kreatif sudah berpacaran dengan Al (Afkari Syakha Al Labiby), anak bundbund—sebutanku untuk Mb Firda—sebelum dijodohkan! Bagus, Nak! Hahaha… . Sekarang mereka sudah menikah, alhamdulillah.
          Sementara itu, Ala (Niala Mentari) terpikat hingga akhirnya menikah dengan Lazuardi Syaki Ahmad, adik dari Anindya Haura Syaki Ahmad. Ya, anak kedua mb Itaw—panggilan untuk Mb Wati Yunita. Huaaaah…  kau tak tahu betapa gembiranya aku!
          Sekarang?
          Sekarang aku sedang dalam perjalanan menuju rumah Mb Weye untuk mengantarkan Kukuh mempersunting Rava!
          Sebentar, Langit mendekat.
          … .
          Oke, lanjut.
          Langit (Langit Tegar Cakrawala) tadi menyorongkan telepon, “Ma, Ande Epi.” Aku sudah mengerti. Itu telepon dari Uni Epi. Hahaha… kamu bisa nebak, ya?
          Iya. Langit jatuh cinta dengan Etra (Elektra Antartika), putri Uni Epi. Jika mereka jadi, aku cukup ke Karawang saja, tidak perlu ke Pariaman sana. Untunglah. Aku tidak membayangkan jika Langit jatuh cinta dengan Moni (Monilia Sitophila), putri Mb Sari. Kalau dengan Moni, aku harus bersiap ke Kalimantan!
          Filo (Filosofia Semiotika Semesta), yang kami jemput dari kuliah musim panas di Leiden merupakan anakku nomor lima. Ia sedang didekati dua orang (setahuku): Fahri, anak Mb Indah, dan Bintang, anak Mb Endah. Nggak tahu, deh, nanti bakal jadi dengan siapa. Em, tapi kupikir sebenarnya Fahri ketuaan untuk Filo. Eh, tapi nggak apa-apa juga kali, ya, prianya lebih dewasa kayak Al (anaknya Mb Firda).
          Yang memusingkan, anak bungsuku, Awan. Lengkapnya Awan Senjahari. Awan ini anak yang tidak kami rencanakan. Maksudnya, aku dan suamiku merencanakan kami memiliki lima anak. Allah percaya sekali kepada kami hingga Awan didatangkan kepada keluarga kami.
          Jika Langit sering bolak-balik ke Rumah Tahfidz Mb Estri di Karawang (semoga ini bukan modus dia mampir ke rumah Uni Epi), Awan lebih suka nge-blog. Awan memang unik. Ia memanggilku suka-suka, tergantung lagi dekat atau jatuh cinta dengan siapa. Dia pernah menyebutku ibu, bunda, mama, sampai umi. Entah, ya, kalau dia jatuh cinta dengan anak yang memanggil ibunya “simbok”. Hadeuuuh… .
          Tentang Awan, bukan ia tak memiliki kepribadian karena panggilannya berubah-ubah, menurutku, melainkan ya.. memang kepribadiannya begitu. Hahaha… tauk, deh, dia mirip aku atau ayahnya.
          Oh, ya, kau tahu siapa yang dimodusin Awan di blognya?
          Cucunya Pak Anto!
          :O

(Palikanci, 2044)
  
bersama Uni Epi

bersama Mb Weye

bersama Mb Weye, Mb Itaw, bundbund, dan Mb Arma

ketika memberikan kado pernikahan untuk nyonyah.
foto ini diambil candid, tetapi semua pandangan bisa fokus semua! :D

aku suka ekspresi mereka!


Kalau kita bisa memperpanjang usia jodoh, mengapa harus diakhiri?
Selalu ada cara agar jodoh tak berakhir lekas-lekas.
Ah, belum-belum, aku sudah merindukan kalian, para besankuuu..

Uwuwuwuwuw.. ~~~ (/’3’)/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar