Kamis, 12 September 2013

Penemuan

          Minggu (1/9) yang lalu aku mengadakan kunjungan kenegaraan ke rumah seorang kawan di daerah Pondok Kopi. Kami—oke, aku, sih, sebenarnya—berencana membicarakan hubungan bilateral dengannya. Masalah sosial hingga pertahanan akan kami bicarakan di sana.
          Iye, iye, tahu, deh, gue lebay.
          Inti cerita ini, sih, sebenarnya cuma mau ngebahas penemuanku di jalanan menuju rumah temanku itu. Apa yang aku temukan?
          Bukan, bukan, aku bukan penemu cikal bakal telepon. Itu mah Alexander Graham Bell, bukan aku.
          Apa? Penemu listrik? Bukan aku jugaaa… . Itu si Thomas Alva Edison (yang tidak bereinkarnasi jadi kereta!).
          Aku menemukan sampah.
          Wuitz. Bukan sampah sembarang sampah, melainkan beberapa bra dan tas wanita.
          Iya, kamu nggak salah baca. Bra-dan-tas wanita! Di pinggir jalan sisi samping Kantor Walikota Jakarta Timur.
          Nggak ngerti, deh, ada berapa itu bra dan tas. Lumayan banyak kupikir. Beberapa masih bagus, ada juga yang koyak.
          Aku lantas penasaran. Kenapa? Siapa? Kapan?
          Ini dugaanku:

          Suatu malam sebuah mobil SUV berwarna hitam berhenti mendadak di jalan itu. Di dalamnya dua sejoli sedang bertengkar.
          “Sayang, belikan aku tas dan bra baru!” seru si Perempuan.
          “Tapi, Sayang.. yang lama aja kamu nggak habis pakai… .”
          “Aku bosan!”
          “Em, tapi aku nggak kok… .”
          “Aku serius!”
          … .
          “Aku nggak mau tahu! Kamu harus beliin aku yang baru!”
          “Tapi, kan~”
          Tanpa menunggu si Lelaki menyelesaikan kalimatnya, si Perempuan mengeluarkan sesuatu dari tas… .

Eh, jangan gitu, ding. Ulang.

          Suatu malam sebuah mobil SUV melintas pelan di jalan itu. Seorang lelaki yang dari wajahnya tampak bergulat batin menghentikan kendaraannya. Ia menoleh ke tempat duduk di sebelahnya. Plastik berwarna putih tergeletak di sana.
          “Aku harus melupakan segala kenangan tentang dia. Aku harus berjalan maju. Masa duniaku berhenti cuma gara-gara dia?” demikian ia bermonolog.
          Berikutnya, ia ambil plastik putih tersebut, membuka kaca mobil, lalu melemparkan plastik itu ke trotoar yang dasarnya sudah banyak sampah. Isi plastik berhamburan: berbagai bra warna-warni dan tas wanita bermacam merek.
          Si Lelaki menginjak pedal gas kemudian berlalu.


 (4 September 2013)

6 komentar:

  1. sebenernya nih ya. pria yang buang itu transgender. dulu dia wanita, tapi sekarang semua sudah berubah. dia tak butuh bra itu lagi. tapi kenapa harus dibuang? buat gue kan bisa. *lho?

    tulisan kakak banyak yang menarik saya suka dan sayapun join blog ini sebagai member ke 50 kayaknya.

    ya, mungkin kakak mau join blog saya dan menjadi member ke 15 blog saya?? kalo gak mau juga gak apa *gak bisa maksa*

    BalasHapus
    Balasan
    1. nanti, deh, ya, aku pikir-pikir dulu akan follow blogmu atau nggak.. :b

      Hapus
  2. Ehmmmppp, harus cari tempat pembuangan bra dan tas yang baru nih. #eh #ups #duh #lah

    BalasHapus
  3. hahah penemuan random di jalan kok bisa ya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, Dit. aku juga heran banget bisa begitu.. ada pabriknya kalik deket situ..

      Hapus