Orang pertama : Mengapa wajahmu
tampak bersedih?
Kamu :
(heran) Tidak, aku tidak sedang sedih.
Orang kedua : Ya. Mengapa kau
bersedih?
Kamu :
(bingung) aku tidak… .
Orang ketiga : (memotong)
Sudahlah, akui saja. Kamu pasti bersedih.
Kamu : (makin
bingung) Apa yang harus kuakui? Aku… .
Orang pertama, kedua,
ketiga : (menyela hampir bersamaan)
kamu bersedih!
Kamu : (mulai
ragu) Em, apa iya?
Orang pertama, kedua,
ketiga : (mantap) Ya. Tidak salah
lagi!
Kamu :
(berpikir) Barangkali.
Orang pertama, kedua,
ketiga : Jangan ragu-ragu!
Kamu :
(tatapan melayu; suara lirih saja) Ya…, aku sedih.
Orang pertama, kedua,
ketiga : (mengangguk-angguk)
Kamu : Tapi
sedih untuk apa?
Orang pertama : Itu bagian paling
menyedihkannya. Kau tak tahu bersedih untuk apa.
Eh kalo dalam filsafat daslog ini namanya apa, ya. Pernah menemui, deh. Tapi lupa. Haduh.
BalasHapushayo, hayo, diingat.. nanti kasih tahu aku.
Hapusini kasusnya sama gak ya dengan orang yang nulis di kolom komentar seperti ini "aduh, bingung mau komen apa."?? padahal dia itu juga udah berkomentar.
BalasHapusagak mbuleti aku ngomonge -.-
ya, ya, bisa jadi. :D
Hapus