Senin, 30 September 2013

Justifikasi Kesedihan

Orang pertama                           : Mengapa wajahmu tampak bersedih?
Kamu                                        : (heran) Tidak, aku tidak sedang sedih.
Orang kedua                              : Ya. Mengapa kau bersedih?
Kamu                                        : (bingung) aku tidak… .
Orang ketiga                              : (memotong) Sudahlah, akui saja. Kamu pasti bersedih.
Kamu                                        : (makin bingung) Apa yang harus kuakui? Aku… .
Orang pertama, kedua, ketiga      : (menyela hampir bersamaan) kamu bersedih!
Kamu                                        : (mulai ragu) Em, apa iya?
Orang pertama, kedua, ketiga      : (mantap) Ya. Tidak salah lagi!
Kamu                                        : (berpikir) Barangkali.
Orang pertama, kedua, ketiga      : Jangan ragu-ragu!
Kamu                                        : (tatapan melayu; suara lirih saja) Ya…, aku sedih.
Orang pertama, kedua, ketiga      : (mengangguk-angguk)
Kamu                                        : Tapi sedih untuk apa?
Orang pertama                          : Itu bagian paling menyedihkannya. Kau tak tahu bersedih untuk apa.


4 komentar:

  1. Eh kalo dalam filsafat daslog ini namanya apa, ya. Pernah menemui, deh. Tapi lupa. Haduh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hayo, hayo, diingat.. nanti kasih tahu aku.

      Hapus
  2. ini kasusnya sama gak ya dengan orang yang nulis di kolom komentar seperti ini "aduh, bingung mau komen apa."?? padahal dia itu juga udah berkomentar.

    agak mbuleti aku ngomonge -.-

    BalasHapus