Teruntuk suami
Sayang,
melalui
surat ini aku ingin meminta satu hal kepadamu. Tidak berlebihan, tidak sulit,
menurutku. Namun, mungkin barangkali agak sulit—bagimu?
Sayang,
aku
ingin kamu tersenyum tiap pulang ke rumah. Bisakah?
Sayang,
barangkali
aku tidak mengerti benar mengenai pekerjaanmu di kantor, tidak merasai
benar-benar macet di jalan, tetapi bisakah kau tersenyum kepadaku saat pulang?
Sayang,
aku
tahu tenagamu tenaga sisa, aku cukup tahu kamu lelah, tetapi sadarkah kau bahwa
aku bukan robot yang tidak bisa merasa lelah?
Sayang,
anak
kita bertengkar lagi dengan temannya di sekolah. Lagi-lagi aku dipanggil
gurunya. Belum lagi nilainya yang kelewat berwarna itu. Cucianku belum kering
karena tidak ada matahari yang muncul belakangan ini. Ayam-ayam entah milik
siapa mengotori teras yang padahal sudah kusapu dan kupel. Ingin rasanya
kugoreng ayam-ayam tidak berpendidikan itu! Belum lagi tetangga yang
menggosipkan aku ini-itu. Gara-gara aku tidak berkumpul bersama mereka, maka
akulah yang jadi objek gosip. Ya, memang begitu. Menggosipkan orang yang tidak
ada di situ rumusnya.
Sayang,
aku
juga lelah. Aku juga kesal. Masing-masing kita memiliki kelelahan dan kekesalan
sendiri. Jadi, bisakah kita sama-sama saling menguatkan dengan memberikan senyum
satu sama lain?
Sayang,
barangkali
aku “cuma” di rumah. Namun, di rumah itu tidak “cuma”, tidak ada kerja yang
“cuma”. Aku siap bertukar kerja jika perlu. Jangan kamu pandang yang di rumah
itu “cuma”. Semua memiliki peranan masing-masing, bukan?
Sayang,
kumohon,
berikan aku senyuman—bahkan gelak tawa—yang seharian tadi kaulemparkan kepada
teman-temanmu itu. Dengan itu aku kuat. Siap menghadapi esok. Siap menghadapi
tetangga yang nyinyir, ayam entah siapa, cuaca, si kecil, pekerjaan rumah
tangga yang tak bergaji.
Sayang,
Bukankah
kau sayang kepadaku? Ah, tidak, bukankah kita saling menyayangi?
Salam cinta,
istri
:) surat cinta paling realistis iki mbak :)
BalasHapushahahah.. membumi dikit.. eh, banyak, ding.
HapusMANA AYAMNYA MANA? *datang dengan rusuh* sini aku jadiin ayam goreng hmpp bakar aja deng lebih enak. Duh, lah kehidupan istri itu berat yah "cuma" ngurus rumah berserta suami dan anak doang. Pfft
BalasHapusho-oh. "Cuma". Ini sih sebetulnya idenya (iya, tau deh nggak nanya latar belakang ceritanya tapi kan mau cerita, jadi baca aja) dari Mama yang agak-agak protes karena anaknya ini pulang dengan muka yang asem. Hahahaha...
Hapus