Senin, 07 Januari 2013

Oleh-oleh dari Akademi Berbagi: Guru Ketiga

 “Keterbatasan tidak membuat kita terbelenggu.”
          Mataku yang semula sayup-sayup rebah, mulai menemukan kekuatannya. Aku menatap pria yang rambut dan alisnya sudah memutih yang berdiri di depan itu. Namanya Dian Kelana—atau begitulah orang mengenalnya. Bagiku, ia guru ketiga yang hadir membagi ilmu selain narasumber yang memang sudah sengaja dihadirkan: Pak Wijaya Kusumah dan Pak Amril Taufik Gobel.
          Mulanya Pak Dian Kelana itu tampak “hanya” wara-wiri membawa kamera dan memotret sana-sini. Ketika Om Jay—sapaan untuk Pak Wijaya Kusumah—menjawab beberapa pertanyaan dari peserta, tanpa diduga ia mengundang Pak Dian yang sedang bersender di tembok belakang. Dengan langkah lugas dan senyum khas Pak Dian maju dan bicara di depan.
          Om Jay memaparkan bahwa Pak Dian merupakan lulusan SD, tetapi telah melahirkan banyak tulisan. Pak Dian membenarkan hal itu dan menegaskan kembali bahwa ia memang lulusan SD—drop out SMP. Ia cerita, ia tinggal di sebuah panti asuhan yang tak memungkinkan untuk memberinya uang guna membeli buku wajib dari sekolah—kala itu ia sekolah di SLB.
          Kisah itu bermula saat ia diwajibkan membeli buku oleh pihak sekolah. Ia menerima buku yang disodorkan gurunya lalu ia bawa pulang. Seorang temannya yang bersekolah di tempat lain meminjam buku tersebut. Temannya itu meminjamkan lagi kepada temannya yang lain. Singkatnya, buku wajib yang belum dibayar itu hilang. Tentu ia dimarahi gurunya. Tak lama sejak itu ia memutuskan untuk mengambil jalan lain yang bukan menuju sekolahnya. Sebuah langkah besar baginya—dan kupikir juga bagi siapa pun.
          Cerita yang membuatku menganga. Ia berhenti sekolah, tetapi—yang kita tahu sekarang—ia tidak berhenti belajar. Buktinya, ia melahirkan banyak tulisan. Mana ada orang yang berhenti belajar mau dan bisa menulis?
          Selain tentang Pak Dian Kelana, ini oleh-oleh yang bisa kubagikan kepadamu dari Akademi Berbagi yang aku ikuti di ruang 201 Gedung H Unisma, Bekasi, tanggal 5 Januari 2013:
1.      Dari Om Jay aku mengetahui bahwa penulis buku teks (sekaligus penggambar) “ini Budi, ini ibu Budi, ini Bapak Budi, ini wati” masih ada. Namanya Ibu Siti Rohmani Rauf. Usianya 93 tahun. Karier terakhirnya sebagai kepala sekolah. Om Jay cerita, ketika Bu Siti mengetahui bahwa Om Jay akan datang, ia sangat bersemangat akan membuatkan Om Jay rendang hingga ia terpeleset di depan kamar mandi. Kejadian tersebut membuat Bu Siti harus dirawat di rumah sakit. Om Jay menayangkan foto beliau saat dirawat. Tampak sangat bahagia, membuatnya berusia lebih muda dari yang seharusnya. Oh, akhirnya rasa penasaran siapa pengarang “ini Budi” terpuaskan sudah. Semoga Bu Siti dianugerahi keberkahan dan kesehatan.
2.    Ada seorang laki-laki, peserta, yang berbagi cerita bahwa istrinya gemar menulis bahkan menjadikan buku sebagai suvenir pernikahan mereka. Ini membuatku tersenyum diam-diam. Itu, suvenir buku, juga merupakan niatku. Bersyukurnya mereka bisa mewujudkan keinginan mereka itu. Semoga aku juga dapat (calon) suami yang sevisi dan semisi.
3.    Tempat pertemuan yang merupakan ruang kuliah membuatku rindu kuliah. Sesekali aku membiarkan konsentrasiku pecah dan mengelilingi ruangan. Niat untuk S-2 semakin tak tahu diri, apalagi itu ruang pascasarjana. Semoga niatku diridhoi Allah.
4.    Kedua narasumber, Om Jay dan Pak Amril, dengan gayanya masing-masing memotivasi peserta untuk menulis. Salah satunya dengan motivasi materi. Om Jay yang sering menjuarai lomba nonfiksi pernah mendapatkan 25 juta rupiah sebulan karena memenangkan dua lomba sedangkan Pak Amril yang lebih banyak menulis untuk media luar pernah mendapatkan 500-600 dollar sebulan bahkan pernah diundang ke Disneyland Hongkong dengan fasilitas nomor satu karena menulis. Semoga ide-ide mereka tetap mengalir hingga tidak berhenti menulis dan tetap bisa berbagi.
5.    Aku sendiri, makin semangat menulis dan menerbitkan buku! Semoga terkabul. Yeah! \(^_^)/
6.    Untuk Akademi Berbagi, semoga tetap bisa berbagi. Terima kasih para relawan, terima kasih para narasumber, terima kasih juga untuk para peserta lain.
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar