Sabtu, 12 Maret 2011

Setiasetiasetia..

Saya terusik dengan pertanyaan seorang teman di statusnya:
"apa kesetiaan seseorang dapat diukur, yaa?"

ya,
gimana cara seseorang mengukur kesetiaan?
(dalam artian kesetiannya sendiri terhadap pihak lain
atau kesetiaan pihak lain kepadanya).

Setia.
Satu kata abstrak yang nggak punya rujukan jelas seperti "meja".
"meja" bisa kita gunakan untuk menunjuk sebuah
benda yang (umumnya) terbuat dari kayu, (biasanya) berkaki empat, dan berpasangan dengan bangku..
bahkan Anda bisa membayangkan bendanya.

Lah, kalau "setia"?
Punya rujukan?
Bisa bayangkan?

Lalu,
apa dengan bilang "setia" berarti sudah pasti saya setia?
Apa dengan tidak bilang berarti saya tidak setia?
Atau,
apa dengan tidak bilang justru berarti saya setia?

Apa dengan mengukuhkan hati kepada seseorang
itu tanda saya setia?
Sekalipun orang itu bukan milik saya?
Sekalipun orang itu sudah berpunya?
Ah, yang benar saja.

Saya ingin menjadi tidak setia saja kalau begitu,
kalau menjadi setia itu begitu menyakitkan.

Saya ingin gampang mencinta saja..
Siapa pun bisa saya cinta..

Ah, ah, mati rasa itu namanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar