“Boleh,
nggak, aku nyumpahin? Sedikiiit aja. Ban mobilnya kempes gitu.”
Itu
ucapan Mb Weye setahun yang lalu (atau lebih, ya?). Kala itu hujan dan ada
mobil yang melintas di depan kami tanpa mengurangi kecepatan. Padahal hari itu
hujan dan air menggenang. Alhasil,
air-air muncrat ke badan kami (maklum, badan kami tidak antiair soalnya).
Malam
ini aku teringat kata-kata Mb Weye dan mengulangi ucapannya, “Boleh aku
nyumpahin sopir angkot itu? Sedikiiit saja.”
Sepele.
Aku
diturunkan bukan pada tempat yang seharusnya. Kesal bukan main aku. Seharusnya
sopir angkot itu berdedikasi, dong! Trayek dari A — B ya mesti sampai ke B. Lah
ini, belum sampai B dia main mutar balik aja. Dih. Kok bisa, sih, sopir ini
lulus sertifikasi sopir angkot?
Sepele.
Tapi,
gilak! Ini bikin aku kesal! Mau naik angkot lagi nanggung, mau jalan lumayan.
Awas aja, besok-besok kalau aku naik angkot dia lagi, aku ambil alih setirnya.
Tau rasa! Hih.
(16 Oktober 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar