Selasa, 29 Oktober 2013

Boleh Aku Nyumpahin?

          “Boleh, nggak, aku nyumpahin? Sedikiiit aja. Ban mobilnya kempes gitu.”
          Itu ucapan Mb Weye setahun yang lalu (atau lebih, ya?). Kala itu hujan dan ada mobil yang melintas di depan kami tanpa mengurangi kecepatan. Padahal hari itu hujan dan air  menggenang. Alhasil, air-air muncrat ke badan kami (maklum, badan kami tidak antiair soalnya).
          Malam ini aku teringat kata-kata Mb Weye dan mengulangi ucapannya, “Boleh aku nyumpahin sopir angkot itu? Sedikiiit saja.”
          Sepele.
          Aku diturunkan bukan pada tempat yang seharusnya. Kesal bukan main aku. Seharusnya sopir angkot itu berdedikasi, dong! Trayek dari A — B ya mesti sampai ke B. Lah ini, belum sampai B dia main mutar balik aja. Dih. Kok bisa, sih, sopir ini lulus sertifikasi sopir angkot?
          Sepele.
          Tapi, gilak! Ini bikin aku kesal! Mau naik angkot lagi nanggung, mau jalan lumayan. Awas aja, besok-besok kalau aku naik angkot dia lagi, aku ambil alih setirnya. Tau rasa! Hih.

(16 Oktober 2013)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar