Dia
melakukan gerakan bergegas naik ke motor. Kami sudah terlambat pagi itu. Namun,
aku sempat menghentikan gerakannya dengan berkata, “Tunggu!” Satu
jariku teracung. “Tunggu. Diam dulu.”
Alisnya
terangkat. Kurasa itu kenapa? Yang
tak terucap.
Kini
kedua tanganku membentuk bingkai. Mataku terpancang ke dalam matanya. Aku
sedang mengambil ancang-ancang memotret. “Satu, dua… cekrek!”
Dia
heran. “Ngapain?”
“Moto.”
“Mana
kameranya?”
“Ini.”
Dua telunjukku mengarah ke kedua mata. “Ada keringat di pucuk hidungmu. Aku
suka. Sayang kalau nggak diabadikan. Hehe… .”
Ia
terbengong sebentar sebelum men-starter
motornya.
(Jaticempaka, 13 April 2013)
Romantis :D
BalasHapusehehehehe.. :D
Hapusihihihi aku sukaaaa :)
BalasHapusah, terima kasih, Bella :)
HapusAaakk.. suka :)))
BalasHapusmakasih, nurul :)))
Hapus