Dear
naskah-naskah
kuno,
jagalah
dirimu baik-baik. Satu saat aku akan membelimu. Ya, aku akan membelimu.
Aku
tidak menyalahkan mereka yang menjualmu. Hidup mereka lebih penting daripada
pengetahuan yang terdapat dalam dirimu, duhai naskah. Ini bukan ironi. Ini
bukan ego. Ini cuma pilihan. Tentu, tentu, aku tak bisa menyalahkan mereka atau
menyuruh mereka mempertahankanmu sementara ada prioritas yang lebih mendesak
bagi mereka. Silakan saja berpikir dan berkehendak sesuka udel.
Jika
mereka memilih untuk menjual kamu, naskah-naskah warisan zaman sebelum ini, maka
aku memilih untuk bisa membeli agar naskah-naskah tersebut tetap di sini. Ya,
aku akan membelimu.
Aku
pun berharap para cendekia itu meneliti tentangmu, menggali pengetahuan sebelum
orang-orang itu lebih dulu tahu. Masa iya kita tahu tentang kita melulu dari
mereka—peneliti yang bukan cendekiawan kita?
Naskah-naskah kuno,
ya,
aku akan membelimu. Aku akan memilikimu. Aku akan gali ilmumu.
Salam,
calon pemilikmu
p.s.:
emmm… bagaimana pun, aku bersyukur negara-negara pengadopsimu merawatmu dengan
baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar