Orang-orang menepi.
Aku tetap berlari.
Dengan begitu, aku bisa beramah tamah dengan mereka:
hujan, angin, halilintar, dan aroma tanah.
Eh, ada hujan menginap
di sepatu. Ada juga hujan di balik batu.
Apa kautahu,
payung itu sembilu bagi hujan yang turun dengan rindu
menggebu; menyapamu.
Tentang halilintar itu,
dialah sang Bapak
yang panik karena anaknya belum pulang
padahal malam kian larut.
Bukan karena aku mencintai hujan, aksara ini berbaris di
sini.
Bukan.
Aku nggak suka
hujan dan kehujanan.
Oleh sebab tidak suka itu,
Aku berusaha memahami tingkah lakunya hujan.
Begitu.
(13 Februari 2013)
ibu guruuuu... ini bagus, aku sukaa... :D
BalasHapusaaakkk.. makasih, Naaaa... :*
HapusJadi kamu sedang berusaha memahami aku. Soalnya aku Dewi Hujan, begitu ....
BalasHapushah, jadi kamu dewi hujan? ya, ampun.
Hapustakut basah ya jadi ga suka ujan?
BalasHapustakut masuk angin.. hehehe..
HapusHujan datang membawa rindu.
BalasHapusya, ya, dan payung itu sembilu..
Hapus