Aku sedang melihat-melihat buku di Gramedia
saat ponselku berbunyi. Sebuah pesan masuk dari Cen.
Di mana?
Kuketikkan balasan, lantai
2.
Tak lama ponselku berbunyi lagi. Lantai
2 sebelah mana?
Aku lantas menuju eskalator—tempat
kuduga ia berada—sebagai jawaban pesannya. Benar saja. Ia di sana. Pria
berambut gelombang hampir menyentuh bahu yang tergerai berantakan itu menujuku.
Sebagai pengganti “halo”, aku
tersenyum canggung. Tak tahu harus berkata apa, kubilang saja, “Aku lagi lihat
buku-buku di sana itu.”
Aku langsung memunggunginya dan
berjalan dengan kikuk. Ia mengikuti saja tanpa berkata apa-apa. Sesampainya di
tempat awal aku melihat-lihat buku, kuperhatikan ekspresinya. Sebuah senyum
miring terbit di bibirnya. Aku cukup tahu buku-buku ini bukan seleranya, itu
sebab tadi kusempatkan memperhatikan reaksinya saat melihat buku-buku di rak
sini. Ia tidak bilang apa-apa, tetapi ketika kau buka Twitter nanti kau akan tahu pikirannya. Ia akan
menulis: buku-buku macam apa ini. :|
Aku tersenyum saja lalu melanjutkan
pencarian. Kubiarkan ia melihat-lihat—dan barangkali mencaci buku-buku itu
dalam pikirannya.
Teleponku
berbunyi. Nama Sarah tertera di sana.
“Halo,”
sapaku.
“Kaf,
lagi di mana?”
“Gramedia.”
“Ngapain?”
“Ziarah.”
“Hah?
Ziarah?”
“Iya.
Menziarahi ingatan waktu pertama kali ketemu Cen. Hahahaha… .”
(22 Oktober 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar