Di
Negeri Hujan Bunga-bunga hiduplah seorang putri. Sang Putri jatuh hati kepada
pangeran dari Negeri Entah Berentah. Sayangnya, kedua kerajaan dipisahkan
sebuah sungai besar dengan buaya-buaya mulut menganga yang siap menghancurkan
apa saja.
Pangeran
dan Putri hanya bisa bertukar berita melalui surat yang dikirim melalui
merpati. Putri menulis:
Pangeranku,
Akankah tiba waktu kita
berjumpa lalu hidup bahagia selamanya?
Beberapa
hari kemudian Pangeran membalas:
Putri,
Tentu aku sangat ingin
mewujudkan mimpi itu. Bukan saja karena itu impianmu,
melainkan juga menjadi mimpiku. Namun, apa daya, buaya mulut menganga itu sangat ganas, Putri. Kita tahu
sejak awal bahwa aku tidak akan mungkin
bisa mencapaimu. Kalaupun bisa, aku tidak yakin datang dengan tubuh yang utuh.
Putri
terisak-isak membaca itu. Kamarnya serasa penuh sesak. Dengan air mata masih
menganak sungai, ia menulis:
Pangeranku,
Tiadakah cara? Tiadakah cara?
Tiadakah cara? Tak inginkah kau membuat jembatan?
Beberapa
hari lamanya baru merpati datang lagi kepada Tuan Putri dengan membawa balasan
dari Pangeran. Katanya dalam surat:
Putriku,
Itu tidak mungkin, Putri. Kautahu.
Para pendahulu kita sudah pernah membuat
jembatan. Kau sudah tahu, jembatan itu akhirnya roboh dihancurkan buaya yang beringas.
Putri,
Jika ada pangeran tampan yang
siap mempersuntingmu dan kau ingin, kau bebas
pergi. Aku tak bisa menawarkan apa-apa, bahkan cinta, apalagi hidup bahagia selamanya.
Sang
Putri makin remuk. Ia lantas menulis:
Pangeranku,
Tiadakah cara? Tiadakah cara?
Tiadakah cara?
Pangeranku,
Aku ingin denganmu. Jika kau
juga menginginkan hal yang sama, kita tentu akan
temukan cara. Bukankah hati kita sudah saling terpaut?
Jangan lukai dirimu dengan mencoba
merelakan aku bersama orang lain.
Kita pasti temukan cara, Pangeranku. Pasti.
Pasti.
Sehari.
Dua
hari.
Seminggu.
Berbulan-bulan
tiada balasan dari Sang Pangeran. Putri yang resah berjalan keluar istana. Tahu-tahu
ia hampir mencapai sungai dengan banyak buaya mulut menganga. Tiada yang tahu. Putri
kita ini barangkali gila.
Sayup-sayup
terdengar sesuatu bergerak. Putri mencari asal suara. Ternyata dari atas. Sesuatu
melayang di udara.
“PUTRIIIII!”
terdengar seseorang memanggil. Putri melihat ke arahnya. Pangeran dengan wajah
semringah melambai dari atas balon udara!
Ah,
berikutnya kita tahu, Pangeran dan Putri akhirnya hidup bersama dan bahagia
selamanya.
p.s.: Jika kaupikir Pangeran dan Putri takkan hidup bersama dan bahagia selamanya, ya buat saja mereka hidup bersama dan bahagia selamanya. Pilihan lainnya, kau tak usah berpikir!
sebuah kisah happy ending yang ditutup dengan finally they happily ever after
BalasHapusTotally! :D
Hapussaya suka gaya kamu membuat Flash Fiction haha yang paling saya suka adalah ending yang dipaksa selesai :) karena terkadang saya juga begitu
BalasHapusIni pasti pujian. Ya, kan? Ah, pasti iya. Terima kasih, Ben! :')
Hapus