Senin, 07 April 2014

Berjumpa Tokoh Masa Depan

Kamu percaya masa depan Indonesia akan lebih baik?
Aku percaya.
Coba lihat gambar ini!

          Itu gambar sebagian siswaku kelas 4 SD. Yang bertopi bernama Bintang Priyasadewa (Bintang), yang berkaus putih bernama Kevin William (Kevin), perempuan berkucir bernama Ilma Suci Utami (Ilma), dan yang berbaju batik bernama Karann Adiya Dwinanti (Kaka).

          Sini aku perkenalkan mereka.
          Bintang Priyasadewa. Dia anak yang cerdas. Seorang pengajar matematika memberikan soal dua hingga tiga kali lebih banyak kepadanya dibanding kepada anak lain. Mengapa demikian?
          Bintang membawa watak anak cerdas pecicilan. Ia tidak bisa diam kalau sudah selesai dengan tugasnya. Kecepatannya menyelesaikan tugas bisa dua kali lebih cepat dibanding anak lain. Selebihnya ia anak biasa: berisik, suka mengganggu, dan lincah.
          Di masa depan nanti aku tidak heran kalau dia jadi pemimpin. Ia bisa menggerakkan teman-temannya untuk melakukan sesuatu dan tidak takut menghadapi kakak kelas yang usil kepadanya. Yang masih menjadi PR untuknya adalah sabar dan mau mendengarkan.

          Kevin William. Ia anak yang tidak banyak bicara dan berhati lembut. Dalam mengerjakan soal, ia selalu berhenti di soal yang tidak dimengerti tanpa mau bertanya. Meski begitu, ia bukan anak yang pelit. Ia mau meminjamkan mainan atau alat tulisnya.
              Di masa depan nanti barangkali akan banyak orang yang curhat kepadanya karena ia tipe pendengar atau meminta pertolongan kepadanya karena ia tidak keberatan membantu. Yang masih menjadi PR untuk Kevin adalah kemampuan menyampaikan pendapatnya dan menghadapi hal yang sulit baginya.

          Ilma Suci Utami. Sekilas ia tampak pendiam. Dalam kenyataannya, ia sama sekali bukan anak pendiam, juga bukan pemalu. Ia berani maju ke depan dan percaya diri. Ia ramah dan suka membantu yang lain. Ketika Kevin memiliki kesulitan, misalnya, ia akan membimbing Kevin.
          Hobinya membaca. Taraf bacaannya sudah sampai novel—walau masih novel kanak-kanak. Pernah ia membawa Ulysses Moore, sebuah novel terjemahan dari Itali. Buku itu memang untuk anak-anak, tetapi kuduga untuk anak dengan kelas yang lebih tinggi: kelas 6 atau SMP mungkin. Novel tersebut berisi tentang misteri. Ia memilih sendiri buku tersebut—mulanya kupikir buku itu merupakan saran dari orang tuanya. Karena ia suka membaca, kusarankan novel Bliss dan Totto-chan. Ia senang sekali. Tadinya mau kuanjurkan juga 5 Sekawan, tetapi aku tidak tahu buku itu masih ada di toko buku atau tidak.
          Melihat Ilma, Tina Talisa terlintas di benakku.

          Karann Adiya Dwinanti. Ia anak yang sangat suka bercerita. Ia ingin punya adik empat agar ada yang bisa membantunya mencuci mobil, merapikan rumah, dan seterusnya. Ia salah satu anak yang kritis yang suka mempertanyakan ini-itu. Ia juga suka membaca. Hanya saja, berbeda dengan Ilma, bacaan yang dipilihnya adalah komik sains. Kalau kautanya tentang buku yang dibacanya, dengan riang dia akan menuturkan panjang lebar lengkap dengan pendapatnya sendiri dan pertanyaan-pertanyaan semisal: Kakak percaya UFO itu ada?
          Jika tadi Tina Talisa yang membayang, sekarang Pak Habibie yang sedang berdiri di samping Gatotkaca ciptaannya (N-250) terbit di kepala.

Nah, sekarang, aku merasa tenang menatap masa depan. Indonesia akan lebih baik. Aku punya mereka. Kamu juga. Kita masih bisa berharap. Kalau kau ragu dengan masa depan, berkeinginan menciptakan masa depan yang lebih baik, masuklah ke dalam kelas. Di sana kau bisa berinteraksi langsung dengan tokoh masa depan.

(5 April 2014)

6 komentar:

  1. laik dhis post, semoga jalan mereka tidak terhalang godaan2 di depan. Tugas kita menyiapkan jalan untuk masa depan mereka juga bukan?

    BalasHapus
  2. bener banget, mba. anak-anak adalah masa depan. membangun masa depan dimulai dari mendidik kebaikan-kebaikan pada diri mereka. sebab mereka yang akan meneruskan perjuangan orang masa kini. :)

    BalasHapus
  3. Masih inget aku bu? Saya ilma heheh, udah di smp 99 bu sama elysia akbar juga. Terima kasih sudah membimbing ya bu ��

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai, Ilma! Apa kabar? Ah, udah jadi anak SMP nih yeee.. hahaha. Selamat ya!

      Tetap rajin membaca dan semoga cita-citamu tercapai ya! :*

      Hapus