Pasti pernah denger "roman picisan", ya? Nah, yang saya tahu tentang itu begini..
Roman dibedakan dengan novel. Roman itu menceritakan tokoh hingga ia mati.
Dulu, Indonesia mengenal satuan mata uang "picis". Kalau dibanding sekarang, setara dengan, emm.. Pokoknya murahlah.
Dulu, 1 rupiah aja udah mahal, lho.. *katanya*
Nah, itu roman yang harganya satu picis (baca: murah, kadang dimaknai: murahan).
Sampul biasanya dibuat mencolok agar orang-orang tertarik. Ia pun mudah dimengerti, tanpa mengerutkan dahi.
Pada masa sekarang, kita bisa melihat itu sebagai bagian dari sastra populer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar