“Ika,
kita mesti bicara,” kata Ika kepada dirinya sendiri, “tentang banyak hal.”
Ika
membuka mulut seluas-luasnya dengan maksud akan mulai bicara. Nyatanya, yang
keluar dari mulutnya bukan kata-kata, melainkan bola-bola dengan macam bentuk
dan warna. Bola-bola itu memenuhi kamarnya.
Kalau
kauperhatikan benar-benar, bola-bola itu berlabel: “hadir sepenuhnya”, “tingkah
laku semesta”, “sorge”, “tendensius”, “ngungun”, dan sebagainya. Ika memegang
satu bola. “Kita mulai dari ini saja,” katanya sambil menatap bola bertuliskan
“kamu mesti menulis”.
(4 Desember 2013)
wiih.. iya belajar menulis dulu :)
BalasHapusyuk, belajar menulis... dan membaca! :)
Hapuskamu angop kok enggak lagi menulis
BalasHapus#lemparlaler
ah, mengacau kau!
Hapushayooo nulissssss........ buat Antologi Rindu. #kode :p
BalasHapusahahahaha..
Hapustenang saja.
itu sudah kubuat. tunggu surelku, ya.. :D
Yang menarik itu bola-bola lainnya ._.
BalasHapusbagiku mereka menarik. :B
Hapus