Sabtu, 17 Agustus 2013

Emas di Hari Raya

          Berbagai cara orang merayakan keriaan hari raya. Salah? Saya rasa nggak. Kalau kamu memilih menepi dari keramaian, ya, itu pilihan kamu. Tidak perlu mencibir mereka yang larut dalam keriaan. Kan gitu.
          Yang menarik, saking “berbagai”-nya cara orang, ada yang kebiasaan di daerahnya berlomba-lomba pamer emas—ah, maaf jika saya lebih memilih diksi “pamer”, tapi saya lebih suka demikian. Ya, emas. Bukan Mas Joko ta’u’uk atau mas siapalah itu. Perhiasan.  Ibu-ibu beramai-ramai membeli emas, dibela-belain, demi dipakai saat hari raya. Malah ada yang memakainya hanya ketika hari raya. Selepas itu? Dijual lagi. Untuk makan sehari-hari. Untuk seragam anak. Untuk keperluan lain.

Bagi saya ini menarik. Karena nggak masuk logika saya.


(7 Agustus 2013)

6 komentar:

  1. nice blog, be friend?
    bisa mampir2 juga ke blogku :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. ah, makasih..
      iya, aku sudah berkunjung ke blogmu.
      terima kasih udah mampir, ya :)

      Hapus
  2. Boleh minta no nya Mas Joko Ta'u'uk ga?

    BalasHapus
  3. Lupa, satu hal yang pasti hampir sebagian orang pontangpanting cari duit selama 12 bulan untuk dihabiskan dalam dua hari di kampung halaman. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. membagi kebahagiaan bersama orang tersayang, menurutku.

      Hapus