Berbagai
cara orang merayakan keriaan hari raya. Salah? Saya rasa nggak. Kalau kamu
memilih menepi dari keramaian, ya, itu pilihan kamu. Tidak perlu mencibir
mereka yang larut dalam keriaan. Kan gitu.
Yang
menarik, saking “berbagai”-nya cara orang, ada yang kebiasaan di daerahnya
berlomba-lomba pamer emas—ah, maaf jika saya lebih memilih diksi “pamer”, tapi
saya lebih suka demikian. Ya, emas. Bukan Mas Joko ta’u’uk atau mas siapalah
itu. Perhiasan. Ibu-ibu beramai-ramai
membeli emas, dibela-belain, demi dipakai
saat hari raya. Malah ada yang memakainya hanya ketika hari raya. Selepas itu?
Dijual lagi. Untuk makan sehari-hari. Untuk seragam anak. Untuk keperluan lain.
Bagi saya ini menarik. Karena nggak
masuk logika saya.
(7 Agustus 2013)
nice blog, be friend?
BalasHapusbisa mampir2 juga ke blogku :)
ah, makasih..
Hapusiya, aku sudah berkunjung ke blogmu.
terima kasih udah mampir, ya :)
Boleh minta no nya Mas Joko Ta'u'uk ga?
BalasHapushahaha halah.
HapusLupa, satu hal yang pasti hampir sebagian orang pontangpanting cari duit selama 12 bulan untuk dihabiskan dalam dua hari di kampung halaman. :D
BalasHapusmembagi kebahagiaan bersama orang tersayang, menurutku.
Hapus