Sayangnya, Sang Gadis menyukai orang
lain.
Dia lesu.
Perasaannya kacau
dan sebentar-sebentar ia meracau.
Ini yang mau kubilang kepadamu, Lelaki,
“Barangkali di kisah itu
kamu figurannya.
Memang bukan jatahmu menjadi peran
utama di situ.
Namun, akan ada saatnya kaupunya
kisahmu sendiri.
Ketika itu,
tentu di kisahmu tokoh utamanya
adalah kamu.
Sabar, Lelaki, tokoh utama wanitamu
sedang menunggumu.
Sekarang, berjalanlah.”
cc: korban sepik ceu Ika :)))))
BalasHapusato bisa juga sih puisi ini untuk diri ceu Ika sendiri (baru aja nukarin posisi antara si lelaki dan sang gadis) :D *lalu dipentung*
hoi, hoi, kapan aku nyepik? :)))))
Hapusehm, bukan nggak mungkin dugaan yang kedua itu :D
nah tuuhhh kaaannn... tapi sama siapa? siapakah "gadis" itu? *selidiki*
BalasHapushahahaha.. investigasi.. :))
HapusAku sering memisahkan antara kata 'kau' dan kata selanjutnya. Salah ya, Ka? *eh OOT enggak sih komentarnya?*
BalasHapuscek ini, Vi ~> http://ikafff.blogspot.com/2012/11/klitika.html (kumpulan kicauanku yang berjudul "Klitika").
Hapus