Jumat, 10 Mei 2013

Mataku Menjelma Telaga


          Aku ingat pagi tadi. Aku bangun dengan sungai mengalir di pipi. Mataku menjelma telaga. Kuingat-ingat lagi, apa penyebabnya?
          Insyaflah aku.
          Aku bermimpi. Tentang seorang putri. Ya, kupikir ia putriku sendiri. Gadis cilik dengan gembil pipi dan gemulai jemari.
          Ia berusia anak sekolah dasar. Melukis ia gemar. Pada berbagai wahana ia menggambar.
          Ada kala aku tersadar sudah waktunya aku berpulang. Aku sudah diberi peringatan. Aku tak punya waktu luang. Sebentar lagi aku hanya berupa ingatan.
          Aku merasa sangat sedih. Menatap gadis kecilku yang gembira dengan mata yang pedih. Namun, sudah kuputuskan untuk berdiri dengan hati yang gigih.
          Ia sedang mewarnai tembok. Warna-warni khas anak-anak: mencolok. Semakin menyadari waktu kian habis, aku tertohok. Tak lama, di sanalah aku teronggok.

Mataku menjelma telaga.
Aku sudah ingat sebabnya.
Aku kehilangan cinta.
Aku mati di hadapan rasa.

(9 Mei 2013)

5 komentar:

  1. jujur, aku nggak ini ini maksudnya apa.. tapi ini keren! serius.. :O

    BalasHapus
  2. Eungg ini tentang apa yah? Iya aku pun tak mengerti tapi aku terbuai dengan diksinya. :D

    BalasHapus
  3. hahahahaha..
    bebaslah..
    silakan tafsirin sendiri
    dan selamat menikmatiii :))

    BalasHapus
  4. Diksinya keren.. :)

    BalasHapus