Aprie!
Baca
tulisanmu yang ini membuat aku ingin
bercerita tentang ibuku! Hahaha.
Aku
melakukan “hal yang memalukan” itu. Iya, hal yang bikin kamu enggan: mencium
tangan dan mencium pipi ibu sebelum pergi.
Aku
pernah cerita kepadamu kan, aku tidak akan pergi ke mana-mana tanpa keikhlasan
ibuku. Karena aku percaya pada perasaan tajam ibuku.
Pernah
aku mengabaikan kata-katanya yang memintaku untuk pakai celana ketika
bepergian, jangan pakai rok. Yah, atau, kalau mau pakai rok, duduknya tidak
menyamping, tapi menghadap ke depan. Akibatnya? Ini.
Kali
lain aku pergi dari rumah dalam keadaan kesal kepada ibuku padahal waktu itu aku
ada ujian kuliah dan mesti buru-buru. Akibatnya? Motor yang aku naiki hampir
menabrak anak kecil. Aku shock sekali.
Sebelum melanjutkan perjalanan, Bapak yang mengantarku meminta aku untuk
mengikhlaskan pertengkaran dengan ibuku agar perasaan kami tenang dan kami
selamat.
Pernah
juga aku ngotot datang ke acara nulis buku di Senayan. Diam-diam ibuku
tidak setuju dan ingin makan malam ditemani anaknya. Akibatnya? Kami terjebak
hujan besar sekali, Prie. Aku dan adikku berteduh—sejak acara mulai sampai
selesai.
Dari
beberapa kejadian itu, aku berusaha menetralkan perasaan sebelum pergi ke mana
pun, Prie. Aku berusaha mengikhlaskan jika aku yang marah dan berusaha
berbaik-baik kepada orang terkasihku bila ia yang marah. Aku mau selamat di
jalan hingga pulang, Prie. Kurasa itu tips jaga diri terampuh.
Begitulah,
Prie. Kedamaian hati, ketenangan pikiran siapa pun, SIAPA PUN, penting bila
kita ingin selamat dalam perjalanan. Segala jenis perjalanan.
(19 Januari 2015)
Aku enggak mau komenin postingan kamu yang ini.
BalasHapusIya, iya, aku juga ndak mau balas komenmu.
HapusHei ... kalian ada sih dengan mencium tangan dan mencium pipi Ibu?
BalasHapusAku selalu melakukannya setiap pergi, setiap hari. Kadang bisa berkali-kali dalam sehari ketika bolak-balik pergi.
Bahkan sama Ibu-Ibu yang lain (Ibunya Teman, Ibunya Klien).
Mungkin, budaya kita beda yah.
Btw, memang ucapan Ibu itu paling ampuh di muka bumi ini. Ketika Ibumu bilang jangan, tanyalah pelan-pelan tanpa emosi kenapa? Kadang mereka sulit menjelaskan dengan kata bahwa itu hanyalah insting seorang Ibu.
Mak! Macam aku ini Ibu-ibu saja! ha ha ha haaaaaa
Aih, saran yang oke. Bisa ini diikuti. Makasih, Va.
HapusKayaknya bisalah kamu bikin kolom "Curhat dong, Mama Eva" di blogmu. Ehehehhe..
Hhahahhaaa hemmmpp betul juga yah kamu .......
HapusIni kayak blog keluarga, ya. EHEHEHEHE
BalasHapusEmmm, tepatnya sih blog random. Aku suka begitu sih! Hehehee
Hapus