Senin, 29 Desember 2014

Malaikat Menjelma Berbagai Nama

Bekasi, 19 Desember 2014

Teruntuk Fitrawan Umar

Umar,
          Percayakah kau malaikat bisa menjelma pelbagai nama?
          Aku percaya.
          Tempo hari aku nyaris pingsan. Berkat pengalamanku (dahulu) sering pingsan, aku menyadari bahwa aku akan ambruk. Masalahnya, kala itu sedang bekerja di luar kantor dengan memakai atribut kantor. Aku tak mau membiarkan diriku roboh di situ.
          Aku melakukan bermacam tindakan pencegahan seperti duduk atau mencari penjual teh manis hangat. Sayangnya, tidak ada penjual teh manis hangat, Umar—atau aku tak menemukannya. Badanku makin sempoyongan, kesadaranku mulai menurun. Seorang teman dengan baik hati mencarikan teh manis hangat dan gorengan sebagai bonus.
          Kami akhirnya memutuskan kembali ke kantor karena aku tidak bisa bertahan lama. Dunia dalam mataku serasa berputar, badanku ringan seperti hendak terbang, perutku mual bagai ada naga yang mau keluar dari dalam tubuh. Ini makin merepotkan.
         
Umar,
          Aku bersyukur, sangat bersyukur ada yang berkenan membantuku. Saat itu aku tahu ada malaikat bernama Anna.
          Lain waktu, kekasihku dikirimi nasi uduk oleh teman kerja sekaligus tetangganya. Aku pun menjadi tahu malaikat juga punya nama Nada dan Neneknya Nada.
          Ingatanku bergulir lagi ke masa lampau. Ada banyak tangan terulur ketika aku perlu. Berikutnya kau akan tahu, dalam duniaku malaikat-malaikat itu punya nama, seperti Wati, Ibe, Imas, Sie, Nana, Wahyu Nur Indah, Nuniek, Anand, Agus, Epi, Firda, Endah, Rya, atau Estri.
          Malah, kadang malaikat itu menjelma anonim. Ketika kau tidak tahu letak kamar mandi di sebuah tempat asing, misalnya, ada yang dengan baik hati menunjukkannya.

Umar,
          Semoga Allah mengembalikan kebaikan yang mereka lakukan—melalui aku atau orang lain lagi. Semoga Allah berkenan mengabulkan doa yang terbang dari mulutku. Alfatihah.
          Begitulah, Umar. Selamat hari lahir. Semoga hidupmu berkah. Selalu semangat berkarya karena kau tidak selalu tahu siapa yang perlu dengan tulisanmu.


Salam,


Ika Fitriana



(menanggapi ajakan Umar di sini)

2 komentar: