Aku
nyamuk yang jatuh cinta!
Aku
memandang wajah Nona Ika. Ia tidak tampak gembira. Pasti lelaki itu sebabnya.
Kemarin aku sempat mengintip di buku sketsanya, ia menggambar wajah si pria.
Cih.
Apa,
sih hebatnya si pria? Cuma bikin Nona Ika nestapa. Mending sama aku saja.
Namun,
aku siapa?
Aku
cuma nyamuk yang jatuh cinta. Meski begitu, si pria tentu bisa belajar dari
aku, tidak menyakiti Nona Ika. Aku ingin menghibur Nona Ika agar ia kembali
berkicau seperti biasa.
Bisa
apa?
Aku
mengepak sayap terbang di sekitar kepalanya. Berusaha mengintip-intip ada apa
di dalam sana. Selanjutnya aku menuju tubuhnya.
Aku
ingin memeluknya.
Aku
ingin menggenggam tangannya. Aku ingin mengangkat dagunya dengan tanganku dan
berkata, “Kamu akan baik-baik saja.” Hinggaplah aku di atas dagunya.
Puk .
Tangannya
yang melayang menghampiriku menjadi ingatan terakhir. Aku mati karena aku
cinta.
Tulisan ini diikutkan dalam kuis flash fiction yang diadakan oleh Carolina Ratri dan Stiletto Book
nyamuk dungu mati karena cinta, tetapi dia bahagia.
BalasHapuskalau saja nyamuk pintar, dia tidak akan mati, tetapi lapar.
hauft~
HapusSuka hahahahahaha... selalu suka ama tulisanmu Bu Guru :D
BalasHapusMakasih yaaa, udah ikutan :-*
Ah, suatu kehormatan disanjung gitu. Makasih, Mak! :D
Hapus