: Joko Pinurbo
aku suka ketiakmu
yang serupa aroma kelapa muda itu
di udara yang bebas
baumu menari-nari
memanggil aku yang sendiri
tiap bau memiliki nada panggil yang
berbeda
yang akan menjemput orang berlainan
pula
kita di sini bersua
karena dipanggil bau ketiak
masing-masing
aku dengan ketiakku yang beraroma vanila
dan kau dengan ketiakmu yang beraroma
kelapa muda
kita bertukar bau
kita bertukar rasa
tahu-tahu berbaur saja dua aroma
kita jadi bingung
aromaku yang mana aromamu yang mana
kita sudah tak peduli mulanya dengan
percampuran bau
tetapi sekarang langkah kita yang gegas
kemas kita yang lekas
kita menghitung bau-bau yang
dipertukarkan dengan lantas
baumu
sudah beda tak lagi vanila, katamu
ah
ya kau juga tak lagi kelapa muda, sahutku
kau
yang lebih dulu, kamu berkeras
kau,
kita bertengkar tentang bau siapa yang lebih dulu berubah aroma
baiknya
kita mencari ketiak baru saja, begitu kamu bilang
kita
hanya mesti menanti panggilan dari ketiak lainnya,
sanggahku
yang
jelas kita tak bisa bersama
kita terus begitu
bertengkar tentang ketiak
bilang kita tak bisa bersama
sambil tetap bersama
sampai entah
karena ketiak lain sudah memanggil yang
lain
karena ketiak lain tak mau memanggil
ketiak kita yang bercampur aroma
karena ketiak lain tidak sudi berurusan
dengan ketiak kita yang tak bisa terpecah
(5 Mei 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar