Selasa, 24 Juni 2014

Lepas Obat

Hari satu
          Dia akan membuka kotak obat dan melihat kosong di sana. Dia lalu beranjak dari situ. Pandangannya sering kosong dan suka sekali pikirannya mengembara. Dia terbang.
          Dia menyeberang jalan kemudian terhenti di tengah-tengah. Ada dua motor menanti langkahnya. Jaraknya hanya selangkah. Barangkali pengendara dua motor itu akan memaki dan menuduhnya jalan tanpa pikiran. Sebenarnya otaknya memang ia tinggal di bawah bantal.

Hari dua
          Dia masih sekonyong-konyong. Dia membuka kotak obat dan kosong di sana. Dia akan tertawa terbahak-bahak tanpa tahu hal yang ia tertawakan. Ia tak mengerti betapa hal yang tidak lucu menjadi sangat lucu.
          Ia menumpahkan minum temannya dan hampir saja mengenai laptop temannya. Dia lalu menyalahkan gelas yang berdiri sembarangan di atas meja. Ya, mesti ada yang bisa disalahkan agar ia tak bersalah.
          Dia menumpahkan tinta hingga separuh botol. Meja dan lantai menjelma hitam tinta. Ruangan penuh bau tinta. Hidungnya tak berterima. Ia lantas keluar mencari udara selain tinta.

Hari tiga
          Dia akan membuka kotak obat dan kosong di sana.

Hari empat
          Dia akan membuka kotak obat.

Hari lima
          Dia.

Hari …

(4 April 2014)


2 komentar:

  1. Ka... tulisanmu ini apa pun kau menamakannya, ia tetap puitis. Saya sangat menyukai tulisan ini

    BalasHapus