Senin, 11 Maret 2013

Sepatu Cadangan Cinderella


          Berangkatlah Cinderella menuju pesta di istana. Gaun pink-biru berkrinolonnya bergoyang-goyang ketika ia berjalan. Ia harus buru-buru. Pukul 00.00 nanti tak ada lagi kereta kencana, tak ada lagi gaun cantik, dan tak ada lagi sepatu kacanya. Semuanya akan kembali ke bentuk semula: kereta kencana menjadi labu, gaun cantik menjadi pakaian kumalnya, dan sepatu kaca menjadi sandal jepit. Menyadari hal itu, ia membawa sepatu kaca cadangan yang memang asli, bukan hasil sihiran ibu peri.
          Sesampainya di istana, ia berlaku sebagaimana dituturkan Juru Cerita. Ia tampil memukau, berdansa dengan pangeran, lalu berlari saat jam istana mulai berdentang dua belas kali. Ketika akan mencapai taman, ia berhenti sebentar untuk melakukan rencananya: meninggalkan sepatu kaca cadangan—yang asli, bukan sihiran—di selasar istana. Sebelum berlari kembali, ia memastikan bahwa yang berlari di belakangnya adalah pangeran sendiri.
          Berikutnya, di sanalah ia. Di balik semak. Berbaju dengan banyak ventilasi dan bersandal jepit. Ia tersenyum puas saat melihat pangeran mengambil sepatu itu.
          Kita pun tahu kelanjutan kisah itu.


9 komentar:

  1. jd yg ditinggalkan sepatu cadangan toh? hihih
    seru juga

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, makanya nggak berubah. hahaha.. *ngarrrrang*

      Hapus
  2. haha itu menjelaskan kenapa sepatunya gak ikut ilang dari tangan pangeran :D sepertinya pengarang aslinya lupa menambahkan detail ini :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Puisi gak butuh detail mas. Kalau mau yang lengkap baca novel atau ensiklopedia aja mas.

      Hapus
    2. Iya, Pri.
      Iya juga, Rangga.
      Terima kasih atas apresiasinya.

      Hapus
  3. Selalu suka sama orang yang bisa bikin dongeng versi baru. Nice!

    BalasHapus
    Balasan
    1. abis aku terganggu dengan sepatu kaca cinderella yang nggak ikut berubah setelah jam 12 malam.
      btw, makasih epiiiii :*

      Hapus