Ada yang mengetuk jendelaku dengan tergesa.
Ternyata angin. Ia membawa sekarung surat cinta.
Angin pulang padaku dengan wajah lesu. "Ia tak
butuh salammu".
Angin mengantar bau ke hidung, pun mengantar rasa
ke kamu.
Pernah aku tulis namanya di tisu. Ulah anginlah
hingga ia tahu.
Kuyakin, sebagaimana juga aku, banyak orang yang
menitipkan salam melalui angin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar