Selasa, 15 November 2016

(Ulasan) Dongeng karya Grimm Bersaudara untuk Haura

: Anindya Haura Sakhi Ahmad, selamat ulang tahun

“Hauraaaa…,” tak tahan aku tak menjawil pipi Haura, gadis kecil rambut gelombang bermata jeli. Ia menampik tanganku. Tak suka di-jawil rupanya. Lama tak jumpa memang membuat ia harus mengenaliku dari awal lagi. Aku yang sudah terbiasa digituin anak kecil ya cuek aja.

Aku tahu Haura suka membaca. Kuambil sebuah buku dari tasku lalu berpura-pura bicara sendiri untuk menarik perhatiannya, “Baca dongeng ah. Kayaknya seru banget nih bukunya. ‘Dongeng karya Grimm Bersaudara’.” Kulirik Haura. Dia masih sibuk dengan es krimnya. “Haura, lihat deh sampulnya. Bagus ya?”

 
Halaman depan Dongeng karya Grimm Bersaudara

Haura melihat sekilas. Antara ingin melihat dan takut denganku.

“Ada banyak dongeng di buku ini. Em, 15 terus tambah satu cerita tentang penulisnya.”

“Ceritanya tentang apa aja, Tante?” Mama Haura ikut memancing.

“Banyaaaakkkk… . Ada Putri Salju, Hansel dan Gretel, Tom si Ibu Jari, Rapunzel, Aurora—”

Daftar dongeng di buku Dongeng karya Grimm Bersaudara ini

“Wah, Haura suka banget tuh sama Aurora! Ya kan, Haura?”

Haura mengangguk sambil tetap khusyuk dengan es krimnya.

“Oh, Haura sukanya sama Aurora. Kalau Tante Ikaf sih suka cerita kurcaci dan tukang sepatu. Sepatunya bagus-bagus. Haura sini deh lihat,” bujukku. Haura mulai melihat ke arah gambar yang aku tunjukkan. “Sini. Dari situ mana kelihatan.”

Haura melihat ke arah gambar. “Bagus?” tanyaku.

Dia mengangguk. “Haura juga punya sepatu ini,” katanya tak disangka-sangka. Yay, alhamdulillah dia mau ngomong! Hahaha.

“Oh, sepatu warna merah ya, Haura?” Dia mengangguk. “Baguuusss… .”
  
Gambar sepatunya lucu-lucu!
        
“Bukunya bagus, Tante?” tanyanya mulai terang-terangan terbuka.

“Yap. Sesuailah dengan Tante pikir. Dari sampulnya bagus, terus lihat daftar isinya juga bagus. Dari awal pegang, waaahhh Tante udah pengin beli!”

“Haura nggak suka cerita sedih.” Huruf “r”-nya fasih sekali.

“Tos. Tante juga. Tenang aja, akhirnya bahagia kok. Eh, ini lihat deh, banyak gambar bagusnya. Nggak tulisan doang.”
  
Buku Dongeng karya Grimm Bersaudara dilengkapi ilustrasi yang kece!

“Nanti setelah baca—atau dibacain sama Ibu—Haura bisa tahu bahwa selain Aurora, banyak banget cerita yang juga bagus. Gimana perjuangannya si Tom, kisah Rumpelstiltskin, sampai kisah tentang pembuat dongengnya. Grimm bersaudara.”

"Ini nih, cerita 'Rumpelstiltskin'."

“Mereka masih ada, Tante?”

“Nggak. Wilhelm Grimm meninggal tahun 1859 dan Jacob Grimm meninggal tahun 1863.”

“Tante udah lahir?”

“Hah? Ya belumlaaahhh.. Ibumu juga belum, Sayang. Hahaha.”

“Kirain masih ada. Terus Tante ketemu. Kalau mereka masih ada, terus Tante ketemu, Tante mau bilang apa?”

“Emmmm, bilang apa yaa?” Aku sok-sok mikir sambil lihat ekspresinya. “Tante mau bilang terima kasih aja deh. Terima kasih karena mereka menuliskan dongeng-dongeng yang bagus banget, Haura aja suka. Selain Haura, pasti banyak anak-anak di luar sana yang senang diberi cerita bagus. Anak-anak akan jadi orang yang kreatif deh sebab imajinasinya terasah. Tante juga mau lho kalau opa-opa itu ngajari Tante nulis dongeng gitu soalnya kan—”

“Bu, es krim Haura habiiis.”

“Oh, habis ya? Ya udah, kalau habis, sini bersihin,” sahut Ibunya.

“—seru banget.” Aku dicuekin. Aku akhirnya melihat Ibu dan anak itu sibuk dengan es krim yang habis dan membersihkan sisa-sisa es krim di mulut dan baju. Serah, Haura, serah. Suka-suka Haura ajalah. Tadi nanya, tapi nggak didengar jawabannya. Hauft. *pundung*

 
Dongeng si pembuat dongeng
Identitas buku:
Judul: Seri Dongeng Sepanjang Masa: Dongeng karya Grimm Bersaudara
Penyusun: Ruth Brocklehurst dan Gillian Doherty
Pengalih bahasa: Kartika Sari Santoso (editor: Marina Ariyani)
Penerbit: Bhuana Ilmu Populer
Kota, tahun terbit: Jakarta, 2012

p.s.:
buku ini kuberi rating 5 dari 1—5. Yay!
(tulisan yang diikutsertakan dalam Reading ChallengeNovember 2016 Monday Flash Fiction)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar