Sabtu, 06 Juli 2013

Yang Belum Selesai

        Aku melihatnya di antara sekumpulan remaja: teman-temanku. Kami sedang merayakan entah apa. Aku tidak bisa mengingat dengan jelas.
          Ia di sana. Dianugerahi tubuh tinggi membuat ia tampak lebih menonjol daripada teman-teman yang lain. Ternyata, betapa aku merindukannya!
          Sementara aku terpesona dengan pria jangkung itu, ada yang menarik-narik tanganku. Kucari tahu siapa yang menarikku.
          “Halo,” seorang gadis kecil bermuka bundar menyapaku. Senyum manis menyertai sapaannya.
          Aku membalas senyumnya. Kurasa, cukup mudah untuk membalas senyum siapa pun saat aku sedang berbunga-bunga.
          “Apa kamu menyukainya?” tanyanya.
          Aku ternganga. “Ha?”
          “Laki-laki itu,” kataya dengan mata yang mengarah ke pria jangkung. “Apa kamu menyukainya?”
          Bagaimana ia bisa tahu? “Hahahaha… . Kakak nggak ngerti maksud kamu apa, Adik kecil,” kataku sambil menjawil pipinya.
          Dengan isyarat tangannya, ia memintaku menunduk, sejajar dengan dirinya. Aku menuruti permintaannya dan membungkuk hingga kepala kami sejajar.
          “Kamu harus bilang apa yang kamu rasa kepadanya,” katanya menasihati, tidak sesuai dengan usia kelihatannya. Kutaksir ia berumur 5 – 6 tahun. “Jangan biarkan ia pergi tanpa tahu perasaanmu.”
          Mendengar itu aku hanya tergelak. Aku dinasihati anak kecil! Aku tak ambil pusing dengan ucapannya. Aku meninggalkan gadis kecil itu dan berjalan ke arah teman-temanku.
          Sesampainya di tengah teman-temanku, aku pun terlibat obrolan dan tawa renyah mereka. Namun, itu tidak lama. Satu per satu mereka berlalu dari situ. Kami melambaikan tangan dan berjanji akan berjumpa lagi. Janji kecil yang barangkali nantinya sulit ditepati.
          Ia termasuk salah seorang yang tinggal. Melihat ada kesempatan untuk bicara dengannya, aku bimbang: akan kuambil kesempatan ini dan bicara atau membiarkannya pergi. Aku ingat si Gadis Kecil bermuka bundar.
          … .
          Ia masih bicara dengan seorang kawan, lelaki juga. Pembicaraan yang hangat. Ia beberapa kali tertawa. Aku maju dua langkah… lalu mundur tiga langkah lantas berbalik dan menjauh dari tempatnya—padahal ia hanya lima langkah di hadapanku!
          Di depan sana, arah aku menuju, si Gadis Kecil menangis. Kuhampiri ia. “Kenapa?” tanyaku saat sudah di dekatnya.
          “Kamu yang kenapa?” Sesaat aku tak mengerti pertanyaannya hingga ia melanjutkan, “Kenapa kamu tak bicara kepadanya?”
          “Eng.. itu karena… .”
          “Kamu harus bicara kepadanya! Kamu harus bicara kepadanya! Huaaaa… .” Bulir air mata membasahi pipinya yang gembil. Aku dilanda kepanikan karena orang-orang di sekitar situ melihat ke arahku.
          Demi meredakan tangisnya, kujawab ia, “Baik, baik. Nanti aku bicara kepadanya.”
        Sementara aku membujuknya, terdengar bunyi “kring-kring” sepeda. Tangis si Gadis Kecil mereda. Senyum samar mulai terbit di wajahnya. Matanya berbinar melihat orang yang datang bersepeda itu.
          “Hai!”
          Tak mungkin aku tak mengenali suara itu. Suara Si Jangkung. Perlahan aku balik badan. Ia tersenyum. 
          “Eh, hai!” sahutku grogi.
          “Mau bareng?”
       “Eh, nggak usah—AWW!” Sebuah cubitan mendarat di kulit tangan. Si Gadis Kecil pelakunya. Ia mungkin memprotes jawabanku. Aku teringat janjiku kepada si Gadis Kecil. Buru-buru kuralat kata-kataku, “Eh, emang kita searah?”
          “Emm…,” ia tampak berpikir, “udahlah, yang penting bareng aja.”
      Aku sempat ragu sebentar lalu kataku, “Enggg, oke. Lagipula, ada yang mau aku bilang… .”
          Tak lama kami pun melaju di atas sepeda itu. Kring-kring… .

          

5 komentar:

  1. Apakah gadis kecil itu adalah masa lalu si cewek? Aku kurang mudeng dengan ceritanya. Bingung tentang siapa gadis kecil itu -___-*

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau imajinasiku, nih, Vi. Gadis kecil itu adalah anak mereka (ceritanya kayak Sailormoon, Usagi & Mamoru yang tetiba ketiban anak mereka, Rini) yang kalau mereka tidak bersama maka tidak ada gadis kecil itu, makanya dia menangis.

      Ka... bebas yah, Ka? :)))

      Hapus
    2. hahaha.. udah paham aja dengan (bakal) jawabanku..
      ya, Prie, BEBAAAS..

      Evi: maknai secara bebas aja, Vi.. :))

      Hapus
  2. Sapah gadis kecil itu? #Persoalan

    BalasHapus
    Balasan
    1. bisa apa atau siapa, sih, sebetulnya.. :))
      *nambahi persoalan*

      Hapus