Selasa, 13 Januari 2015

Jangan Mau Mencari Kebenaran Sejarah

“Orang miskin jangan mau mencari kebenaran sejarah, bahkan sejarah dirinya sendiri.”

          Apa maumu sebenarnya dengan kalimat begitu, ha? Mengapa ada “orang miskin”? Diskriminatif sekali kau!
          Makan apa kau sehingga bisa bilang kalimat provokatif macam begitu?
          Tunggu, biar kutebak.
          Begini kau berpikir.
          Sejarah, mengandung berbagai kepentingan. Pembuat sejarah merupakan pihak terkuat pada masanya. Napoleon Bonaparte bilang bahwa sejarah adalah kebohongan-kebohongan yang disepakati.
          Sejarah menjadi eksklusif. Sejarah menjadi badan lentur pemain akrobat. Sejarah menjadi lap pel yang mudah dipelintir.
          Harga sejarah, Sayangku, kautahu, seharga nyawamu. Kau bisa dengan mudah menukarkan kebenaran sejarah dengan nyawamu. Pilihannya menjadi: kau mati atau sejarah mati—ah, atau matilah kau bersama sejarah.
          Miskin itu, Sayangku, punya apa? Miskin.
          Kehendak pun miskin. Mana pula hasrat mengenali diri tumbuh? Bibit-bibit penasaran diberantas. Barangkali ini seumpama kata “merdeka” pernah menjadi begitu tabu, dipikirkan saja tidak pantas.
          Sejarahnya, sejarah dirinya, kehidupannya, sudah siap dicatat oleh pemegang pena—menurut kacamata si Pemegang Pena tentu. Si Miskin, Sayangku, yang pena saja tidak punya, kehendak memiliki pena pula tidak ada, bagaimana hendak ia ada? Bagaimana buku sejarah bisa menerbitkan namanya?
          Sejarah itu mahal, Sayangku. Bertukar dengan nyawa.

(12 Januari 2015)


8 komentar:

  1. Ini tulisanmu paling gendut, berat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, aku kepengin rada gendutan emang.

      Hapus
    2. nanti kan kita mau makan seteiiikkk

      Hapus
    3. Seteikkk yang mahal itu? Huyeah, ditraktiiir~

      Hapus
  2. Udah lama ngga blog walking. Uda lama pula ngga baca tulisan Ikaff.

    Tulisan yang ini kok rasanya lain yah? Ada yang meledak-ledak gitu.
    Well, something new nih! :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ah, selamat datang (kembali), Eva!

      Iya, ini kayaknya karena pernyataan awalnya bikin aku esmosi jiwa. Em, aku berharapnya semoga "something new" ini mengarah ke hal baik ajalah ya. :D

      Hapus