Sabtu, 09 Agustus 2014

Mari Duduk di Beranda

Mari kita duduk di beranda, kekasihku
bebaskan mata kita melihat keramaian
langsung dari depan rumah

Mari kita duduk di beranda, kekasihku
melihat orang lalu lalang
dengan masing-masing tujuan

Mari kita duduk di beranda, kekasihku
memandang motor-motor parkir serampangan
tak beraturan

Mari kita duduk di beranda, kekasihku
itu jalan punya kita
itu motor-motor punya kita

Mari kita duduk di beranda, kekasihku
dengarkan lagu sumbang dari bencong jalanan
(dan kau bergidik lalu asyik bertelepon mengalihkan perhatian)

Mari kita duduk di beranda, kekasihku
dengan segelas kopi dan mulut ditahan-tahankan
tanpa rokok barang sebatang

Mari kita duduk di beranda, kekasihku
kau layangkan kata
aku memilih sedikit bersuara

Mari kita duduk di beranda, kekasihku
diam, diamlah kau dahulu
nikmati dan seruput waktu

Mari kita duduk di beranda, kekasihku
(Bisakah kita anggap beranda seven eleven ini sebagai beranda rumah kita?
Lalu aku tertawa dan berharap benar-benar bahwa
kita akan punya rumah berberanda besok)

(sevel Rawamangun, 22 Juli 2014)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar