Sayang,
Bilamana
surat itu datang?
Suatu
siang di ladang pikiran. Benakku melayang. Ia asyik membayangkan sepotong surat
terbang menuju aku seorang. Kureka-reka isi di dalam. Barangkali rindu atau
sekadar cerita perjalanan. Apa saja. Lalu sebuah binar terbit di mata. Aku meloncat-loncat
suka cita. Tak mau kubagi dengan siapa-siapa, bahkan dengan aku dalam kaca.
Sayang,
Bilamana
surat itu datang?
Ini
siang di ladang pikiran. Aku malah terbang.
:)
BalasHapus