Mari kita duduk di beranda, kekasihku
bebaskan mata kita melihat keramaian
langsung dari depan rumah
Mari kita duduk di beranda, kekasihku
melihat orang lalu lalang
dengan masing-masing tujuan
Mari kita duduk di beranda, kekasihku
memandang motor-motor parkir
serampangan
tak beraturan
Mari kita duduk di beranda, kekasihku
itu jalan punya kita
itu motor-motor punya kita
Mari kita duduk di beranda, kekasihku
dengarkan lagu sumbang dari bencong
jalanan
(dan kau bergidik lalu asyik bertelepon
mengalihkan perhatian)
Mari kita duduk di beranda, kekasihku
dengan segelas kopi dan mulut
ditahan-tahankan
tanpa rokok barang sebatang
Mari kita duduk di beranda, kekasihku
kau layangkan kata
aku memilih sedikit bersuara
Mari kita duduk di beranda, kekasihku
diam, diamlah kau dahulu
nikmati dan seruput waktu
Mari kita duduk di beranda, kekasihku
(Bisakah kita anggap beranda seven eleven ini sebagai beranda rumah
kita?
Lalu aku tertawa dan berharap
benar-benar bahwa
kita akan punya rumah berberanda besok)
(sevel
Rawamangun, 22 Juli 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar