Yang
paling tidak rela kutinggalkan sendirian adalah buku. Kau bisa lihat pada foto
yang kucantumkan di atas: koleksi buku yang kususun sedemikian rupa. Ke mana
pun aku pergi, mereka selalu harus kubawa. Di sana pula aku tinggal.
Em,
sebenarnya itu kontainer bekas yang sudah tidak terpakai. Kubeli dari sebuah
situs di internet. Mereka memang banyak menjual kontainer yang sudah tidak lagi
dipakai. Kufungsikan saja sebagai rumah. Aku menyebutnya: Roema.
Tempat
tidurku di bagian belakang—yang ada tangga kayu itu, kaulihat?
Foto
ini kuambil kala aku sedang dalam perjalanan menuju kota Kita. Aku tempelkan
Roema di bawah rel kereta C-Express. Lihat
saja langit-langit Roema. Kayu-kayu yang ukurannya sama itu bagian rel kereta. Jadi
ke mana kereta melaju, ke situ aku menuju.
Ketika
melewati track yang tidak stabil,
lampu Roema bergoyang-goyang, mengingatkanaku pada tarian hula-hula. Ya, mereka—lampu-lampu
itu—memang meniatkan begitu. Menari hula-hula, maksudku. Kalau sudah begitu,
Shah Rukh Khan yang tinggal di loker India akan melongok sebentar lalu kembali
asyik di dalam buku—barangkali sedang bicara dengan Gandhi. Aku memilih duduk
di pangkuan Grace, sofa biru pudar yang kuletakkan di sudut. Dengan lembut
Grace akan berbisik, “Tenang, tidak apa-apa. Guncangan ini hanya sebentar lalu
reda.” Kupikir kelembutannya seperti nenekku, kautahu, nenekku yang dari ibuku.
Ah,
cukup, cukup. Itu saja, June. Aku tak mau bicara terlalu banyak kepadamu
tentang Roema. Aku tak mau terlalu banyak orang yang menjenguk ke kolong kereta
sebelum menaikinya hanya untuk memastikan ada aku di situ atau tidak. Sudahlah,
June, kau jadi manusia biasa saja yang tidak bisa melihat apa-apa.
(255 kata. Ditulis untuk Monday Flash Fiction Prompt #52: Set the Setting)
Pengen punya roema juga boleh kaka'? :)
BalasHapusboleh! :D
Hapusceritakan padaku lebih banyak soal Roema kak :3
BalasHapusanyway, kak Ika dapat Liebster Award lho. cek di http://jonisinishow.blogspot.com/2014/06/the-liebster-award-sebuah-tantangan.html
Untuk sekarang mah itu aja dulu, Bon. Besok-besok bayar kalau mau aku ceritain.
HapusMbak Ikaff..aku suka ide kontainer-nya. Jadi ingat beberapa kontainer yang disulap jadi rumah. Tapi aku masih bingung dengan ide Roema yang menempel dengan rel kereta, hehe..;)
BalasHapusEngg.. nganu.. itu.. maksudku sih, si Roema aku tempelin di rel. Jadi bawah tanah (Em, bawah rel sih tepatnya) gituh.
HapusKerenn Ikaa. Diksinya bagus meski aku nggak ngerasa ada twist..
BalasHapusUdah lama kita nggakbketemu yah :D
Huwaaaaaa Ajeeeeeen.. *peluk*
Hapus