Sudah
beberapa minggu Hai hilang. Ia dicari-cari banyak orang—dengan berbagai cara.
Ada yang bikin poster/pamflet kehilangan lalu ditempel di tiang listrik. Ada
yang lapor polisi kemudian polisi dengan mobil bersirine tinuninut berkeliling kota. Mereka pula pakai pelantang, “Hai, di
mana kamu?”
Ada
yang mencarinya secara manual. Cari di kolong meja. Cari di saku celana. Cari
di selipan buku. Cari di mana saja. Em, bahkan ada yang berencana membedah
dirinya karena berpikir jangan-jangan ada Hai di dalam tubuhnya, diam-diam
menggerogoti dari dalam.
Semua
cemas. Di mana Hai?
Televisi
ramai menyiarkan. Kata berita, “Pemirsa, di Monas telah ditemukan Hai. Mari
kita saksikan langsung… .” Ah ya, blablabla. Ternyata bukan Hai. Hanya mirip
saja.
Di
mal petugas keamanan memperkuat pengawasan. Tiap orang digeledah barang
bawaannya. Di bandara pula demikian. Semua orang mesti berputar di depan
petugas dan rela disuruh membuka pakaian; kalau-kalau Hai disembunyikan di
selipan BH atau kantung kecil di celana dalam.
Oh,
Hai, di mana kamu berada?
(19 Mei 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar