Ada
sesuatu di antara kami. Ini tak bisa kujelaskan dengan logika kebanyakan. Ah,
sengaja kuceritakan kepadamu biar kau bisa bantu aku: sebenarnya apa yang
terjadi?
Tidak,
tidak, aku tidak bisa berkata ini hal yang buruk. Em, tapi, ah ya, kaunilai
sendiri saja setelah mendengar ceritaku.
Mulanya
rindu.
“Apa
kaurindu kepadaku hari ini?” tanyanya.
“Memangnya
kalau aku bilang ‘aku rindu kepadamu’ lantas kau akan muncul di depan pintu
kantorku begitu saja?”
Berikutnya
sesuatu yang aneh terjadi. Dunia tempatku berpijak sempat berputar beberapa
detik. Kukira aku kena vertigo atau akan pingsan atau ada gempa.
“Tidak
ada gempa,” begitu menurut temanku ketika kuutarakan pikiranku tentang gempa.
Teleponku
berbunyi. Tanpa menungguku bilang halo,
ia sudah menyambar di seberang sana, “Apa yang kaulakukan?”
Aku
bingung. “Apa yang kulakukan?”
“Ya,
apa yang kaulakukan?” tanyanya lagi.
Aku
makin tak mengerti.
Ia
menyahut tak sabar. Katanya, “Aku sekarang berdiri di depan pintu kantormu!”
Ah, Benar saja! Dia di sana! Aku melihatnya berdiri tepat di depan pintu kantorku.
Ini
tidak hanya sekali-dua kali terjadi. Tiap kali aku bilang kepadanya “Aku rindu
kamu”, tahu-tahu ia sudah muncul di depan pintu kantorku begitu saja, sehingga
kau barangkali bisa berpikir dia tiba-tiba muncul dari pot di depan kantor atau
dari kotak tisu.
(3 Juni 2014)
andai sebahagia itu, kalau aku tiap bilang "aku rindu kamu" dadaku rasa dikais balok es.
BalasHapusah, Aprie.. :(
Hapusnyamuk jantan tidak menghisap darah kakaak :)
BalasHapushem, ini komen untuk postinganku yang "Nyamuk yang Jatuh Cinta" mungkin, ya? ._.
Hapus