“Ma,
aku makan di luar malam ini. Temanku ulang tahun. Nggak enak kalau nggak
datang.”
Lalu
si Ibu makan sendirian padahal berharap makan bersama si Anak.
“Aku
harus pergi. Aku tutup teleponnya. Nggak enak sama teman-temanku.”
***
Pernah
merasa nggak enak kepada seseorang? Atau pernah mengeluarkan pernyataan “nggak
enak sama si A”?
Ada pihak tertentu yang mesti kamu tinggal karena rasa nggak enak kepada yang lain?
Jadi, kamu merasa tidak apa-apa dan enak-enak saja meninggalkan ibumu makan sendirian, enak-enak saja meminta bapakmu jemput tengah malam karena kamu baru pulang dan nggak ada angkot, enak-enak saja membiarkan adikmu menunggu sementara kau asyik ngobrol dengan teman-temanmu, enak-enak saja istrimu kauberi keluhan-keluhan seputar lelah dan malas sedangkan kau puas tertawa bersama teman-temanmu?
Ada pihak tertentu yang mesti kamu tinggal karena rasa nggak enak kepada yang lain?
Jadi, kamu merasa tidak apa-apa dan enak-enak saja meninggalkan ibumu makan sendirian, enak-enak saja meminta bapakmu jemput tengah malam karena kamu baru pulang dan nggak ada angkot, enak-enak saja membiarkan adikmu menunggu sementara kau asyik ngobrol dengan teman-temanmu, enak-enak saja istrimu kauberi keluhan-keluhan seputar lelah dan malas sedangkan kau puas tertawa bersama teman-temanmu?
Pertanyaan
berikutnya, kau enak-enak saja memberi daftar permintaan kepada Tuhan padahal
salatmu di akhir waktu?
Bagaimana
kau akan diprioritaskan kalau begitu?
Orang-orang
yang mengasihimu tentu memiliki hati yang sangat lapang, sehingga kau merasa
pantas-pantas saja mengucap “nggak enak sama temanku” tanpa kau merasa nggak
enak kepada orang-orang terkasihmu itu. Toh, karena mereka sayang kepadamu,
mereka akan memaafkanmu. Ya kan?
(20 Juni 2014)
selesai baca tulisan ini, rasanya kayak ditampar...
BalasHapusYah, pertama sih aku menampar diri sendiri, Onty..
Hapus