Abi menutup buku Seri Digby dan Hester di Pasar Antik: Kisah Rambut Palsu Mozart karya
Gerry Bailey dan Karen Foster. Mestinya Mama yang membacakan buku ini untuk
Ata, tapi Mama sedang flu berat malam ini. Tadi Mama mengirim kode mata Mama sedang flu berat, tolong gantikan Mama
membaca untuk Ata. Ata tidak tahu sih kode itu karena Mama diam-diam
memberikan kepada Abi. Ata hanya mengerti bahwa yang membaca malam ini adalah
Abi.
![]() |
Sampul depan Seri Digby dan Hester di Pasar Antik: Kisah Rambut Palsu Mozart karya Gerry Bailey dan Karen Foster (Foto: pribadi) |
“Jadi, buku ini menurut kamu gimana?”
Bagian yang paling Abi suka adalah membahas buku. Ata sudah hafal. Ata tadi
menyimak dengan baik dan sudah siap berkomentar.
“Ata suka Digby. Kalau Ata sudah 7
tahun, Ata mau seperti Digby. Kolektor barang antik,” sahut Ata.
“Memang kamu tahu, kolektor itu apa?”
tanya Abi agak mengejek.
“Tahu. Mama bilang, kolektor itu orang
yang mengumpulkan sesuatu untuk dikoleksi.” Melihat ekspresi Abi, Ata
cepat-cepat melanjutkan, “Mama sudah pernah baca untuk Ata. Tapi Ata mau lagi. Nanti
kalau Ata sudah bisa baca sendiri, Ata mau baca setiap hari.”
Abi hanya mengangkat alis.
“Abi suka sama siapa?”
“Di buku ini?” Ata mengangguk. “Mr
Rummage. Keren banget. Punya kios yang penuh dengan barang yang bikin
penasaran. Tahu cerita dari benda-benda itu lagi. Di buku ini, misalnya, dia
punya rambut palsu Mozart dan tahu kisah Mozart! Jadi aja cerita tentang hidup
Mozart di sana.”
“Ata suka banyak gambar.”
![]() |
Gambar kios Mr Rummage (Foto: pribadi) |
“Iya, buku anak-anak memang asyiknya
banyak gambar. Hurufnya juga besar-besar. Sampulnya tebal dan desainnya bagus. Biar
anak-anak suka baca.”
“Ata suka baca.”
“Dibacain, maksudnya?”
“Ya nanti kalau Ata sudah sekolah, Ata
baca sendiri, Bi. Ata bacain deh buat Abi.”
“Iya, iya, lanjut bahasnya. Sebelum dibacain
Mama, Ata berharap apa dari buku ini?”
“Ceritanya Digby. Habis, Digby itu suka
banyak cerita kalau sudah ke pasar antik. Mozart-nya juga suka sih… kan biasanya
cuma dengar lagunya tuh.”
Abi mengangguk. Mama sebentar-sebentar
melap hidungnya. Mama mau ikutan bahas, “Menurut kamu, sllrpp—”
“Menurut Abi, Mama nggak usah ikutan,”
ujar Abi tegas. “Mama tidur aja.”
Mama mengabaikan Abi dan tetap bertanya
pada Ata, “Menurut Ata, ceritanya menarik?”
“Menarik. Ada cerita Digby-nya, ada
cerita Mozart-nya,” jawab Ata.
“Maksud kamu, ada fiksinya, ada
nonfiksinya?” Abi memperjelas.
Ata memandang Mama. Bahasa Abi susah
menurutnya. Mama paham, “Iya, cerita Digby itu fiksi. Artinya cerita karangan. Kalau
kisah hidup Mozart yang ditulis di bagian ini (Mama membukakan bagian tertentu)
namanya nonfiksi.”
![]() |
Ini bagian nonfiksi yang dimaksud Mama (Foto: pribadi) |
“Akhir ceritanya bagus, Ata?” Abi
kembali ke pembahasan. Abi memang orang yang fokus kalau sudah membahas
sesuatu.
“Ata suka. Hester ngeledekin Digby—dan mereka
akan main lagi ke tempat Mr Rummage untuk cerita baru.”
“Habis Ata baca, Ata dapat manfaat apa?”
“Ya, Ata tahu tentang Mozart dong, Abi.
Tapi nggak ngebosenin. Seru!”
“Berapa bintang untuk buku ini—1 sampai
5?”
“Lima!” Ata menunjukkan kelima jari
kanannya yang kurus panjang. “Abi?”
“Yap. Sama. Lima.”
“Yay!” Mereka tos-tosan.
“Terus, kalau kamu misalnya ketemu sama
penulis bukunya, kamu mau ngapain?”
“Mau minta bikinin cerita untuk Abi.”
“Untuk Abi?” Abi senang sekali Ata
bilang begitu.
“Iya. Bikinin cerita tentang jenggotnya
Abi.”
“Yeee.. emang jenggot Abi palsuuuu... .”
Abi mengelus-elus jenggotnya. “Sini tangan Ata. Elus jenggot Abi yang
superkeren ini.”
“Nggak mauuuu… .”
“Sini, sini.” Abi malah menggosokkan
jenggotnya ke wajah Ata.
“AAKKKK~ MAMAAAA~,”Ata berteriak-teriak
kegelian. Mama makin nggak bisa tidur.
![]() |
Gambar pasar antik yang dikunjungi Digby dan Hester, ditambah gambar tokoh-tokoh dalam buku ini (Foto: pribadi) |
Identitas
buku:
Judul: Seri Digby dan Hester di Pasar Antik: Kisah Rambut Palsu Mozart
Penulis:
Gerry Bailey dan Karen Foster
Pengalih bahasa: Septina Yuda (editor:
Gabriella Felicia)
Penerbit: Bhuana Ilmu Populer
Kota, tahun: Jakarta, 2008
(tulisan
yang diikutsertakan dalam Reading ChallengeNovember 2016 Monday Flash Fiction)