Zus,
berapa
modal rasa percayamu?
Percaya.
Belakangan kata itu mengusikku dengan terlalu. Aku bukan tidak bisa percaya
atau memercayai atau memberi kepercayaan. Namun, entahlah, kekinian aku merasa
kesulitan memercayai. Ini tidak menyenangkan, Zus. Seperti alih-alih kau
menghirup udara, kau malah menghirup asap knalpot bajaj. Bikin sesak.
Mengapa
kita bisa tidak memberi kepercayaan, Zus? Apa ada seentah bagian kepercayaan
kita yang cedera, sehingga kita perlu memulihkannya dahulu?
Zus,
bagaimana
caramu percaya bahwa kata-kata suamimu benar adanya sesuai dengan kenyataan?
Bagaimana caramu percaya anak-anakmu tidak akan terlibat narkoba? Bagaimana
caramu percaya anak-anakmu akan selamat? Bagaimana caramu percaya anak-anakmu
tidak berbuat asusila? Bagaimana caramu percaya bahwa hati suamimu hanya
untukmu?
Ya, Zus. Aku sedang berdoa. Mari kita
bersemoga. Amin.
(25 September 2014)
lagi krisis kepercayaan?
BalasHapusbebas tafsir, Onty.. :)
Hapus