Mencintai
dan Bersama berjalan dengan tangan berpaut. Mereka bernyanyi sahut-menyahut.
Rasanya ada aral di depan mereka tiada takut.
Di
tengah jalan mereka bertemu Pilihan. Ia menjaga sebuah jembatan kecil di tengah
hutan. “Hanya salah seorang yang bisa melewati ini jembatan,” kata Pilihan.
“Siapa di antara kamu berdua yang hendak melintas jembatan?”
Mencintai
dan Bersama saling berpandangan. Mereka menelan ludah bulat-bulat saat melihat
sungai beralir deras melambai dari bawah jembatan. Bagaimana caranya mereka
melewati jembatan bersamaan?
Pilihan
mendesak, “Ayo, cepat!” Mencintai dan Bersama tercekat. Mereka lalu membulatkan
tekad.
“Kami
tidak akan melewati jembatanmu!”
Masih
dengan tangan terpaut, Mencintai dan Bersama menceburkan diri ke sungai tiada
takut. Bagi mereka itu hal yang patut. Pilihan tak berhak menghentikan langkah
mereka yang mesti berlanjut.
(2 November 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar