“Hari
dimulai dari malam,” kata Anya.
Awan
mengernyit, “Maksudmu?”
Anya
tidak langsung menjawab. Ia menikmati situasi sambil menyeruput tehnya. “Semua
orang berpikir hari dimulai dari pagi. Bodoh itu. Hari dimulai dari malam.”
“Iya,
iya, kamu sudah bilang, Anya,” lelaki tak sabar, “maksudmu apa?”
“Ah,
Awan! Gitu aja nggak ngerti,” Anya bersungut. “Aku memulai hari dari malam. Itu saat yang paling intens mengingat
kamu!”
Mata
Awan membesar. Tak begitu mengerti, tetapi ia terbahak juga.
anya dan saya ternyata sama.
BalasHapusWah. :)))
Hapus