Perempuan yang membawa dua tangkai krisan yang rontok dalam ransel itu
terus berjalan.
Di tengah jalan, ia bertemu dengan Takdir.
Betapa terkejutnya ia.
Ia lantas kaku.
Saat ia bisa bergerak,
ia memilih mundur 2 langkah dari tempat semula.
Ah, jika saja Anda lihat wajahnya pasti akan tampak wajah pasi.
Takdir yang berwajah angker
tersenyum padanya.
Ia yang mula-mula takut bukan main
memajukan langkah setengah.
Takdir tersenyum lagi.
Perempuan yang raguragu itu memajukan langkah lagi setengah
dengan mata tetap terpancang kepada Takdir
yang tampak siap mengunyahnya kapan saja.
Takdir tersenyum lagi.
Perempuan itu maju setengah lagi.
Terus begitu
hingga akhirnya tidak ada langkah di antara mereka
dan tahu-tahu kau akan menemukan
perempuan itu tertawa bersama Takdir.
Nah, ketika ia tertawa bersama takdir itulah,
aku justru mendapati bahwa
hidup telah membuatnya semakin kuat..
terus berjalan.
Di tengah jalan, ia bertemu dengan Takdir.
Betapa terkejutnya ia.
Ia lantas kaku.
Saat ia bisa bergerak,
ia memilih mundur 2 langkah dari tempat semula.
Ah, jika saja Anda lihat wajahnya pasti akan tampak wajah pasi.
Takdir yang berwajah angker
tersenyum padanya.
Ia yang mula-mula takut bukan main
memajukan langkah setengah.
Takdir tersenyum lagi.
Perempuan yang raguragu itu memajukan langkah lagi setengah
dengan mata tetap terpancang kepada Takdir
yang tampak siap mengunyahnya kapan saja.
Takdir tersenyum lagi.
Perempuan itu maju setengah lagi.
Terus begitu
hingga akhirnya tidak ada langkah di antara mereka
dan tahu-tahu kau akan menemukan
perempuan itu tertawa bersama Takdir.
Nah, ketika ia tertawa bersama takdir itulah,
aku justru mendapati bahwa
hidup telah membuatnya semakin kuat..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar